KOMPAS.com – Gunung Lawu yang ada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, merupakan salah satu tempat pendakian favorit.
Pendaki biasanya menyambangi puncak tertingginya, yakni Hargo Dumilah dengan ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Sebagian pendaki mungkin mengira jika Gunung Lawu bukan gunung api aktif karena tidak ada kawahnya.
Baca juga: Harga Tiket dan Jam Buka Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang
Nyatanya, Gunung Lawu hingga kini memiliki kawah yang masih aktif mengeluarkan asap, yakni Kawah Candradimuka. Lokasi kawah memang tidak sejalan dengan jalur menuju puncak.
Lihat postingan ini di Instagram
Kawah Lawu berada di ketinggian sekitar 2.700 mdpl. Lokasinya berada di celah punggungan antara jalur Cemara Sewu dan Cemara Kandang.
Kompas.com sempat berkunjung langsung ke Kawah Candradimuka Gunung Lawu pada Sabtu (18/5/2024).
Jika ingin berkunjung ke Kawah Lawu, pendaki harus melalui jalur Cemara Kandang di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Baca juga: 11 Kewajiban Pendaki Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi Demi Keselamatan
Jalur menuju Kawah Lawu adalah terus lurus sampai Pos 2 Taman Sari Atas. Lalu belok kanan meninggalkan jalan utama ke puncak.
Kondisi jalur kemudian menurun. Pendaki bahkan harus melalui jalur ekstrem di tepi tebing yang hampir vertikal untuk turun ke lembah sungai.
Memang, sudah ada tali untuk membantu pendaki turun atau naik. Namun, tetap saja rasanya menyeramkan. Pendaki harus pintar memilih pijakan. Jangan sampai terjatuh karena akan fatal akibatnya.
Baca juga: 19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan
Sesampainya di dasar lembah, pendaki kemudian tinggal berjalan ke atas menyusuri sungai berbatu yang bersumber dari Kawah Lawu.
Setelah berjalan sekitar 3 jam, pendaki biasanya sudah sampai di Kawah Lawu. Terlihat kawah aktif yang mengeluarkan asap putih, diimpit tebing tinggi di kanan dan kirinya.
Selain asap putih, terdengar pula suara mendesis dari kawah, bagaikan suara bumi yang bernapas. Saya pun terus berjalan sampai ujung jalan.
Saya akhirnya sampai di ujung jalan. Di depan mata, terlihat gumpalan asap putih tebal yang keluar dari dalam bumi. Celah batuan bahkan mengeluarkan uap panas. Kondisi sekitar juga cukup hangat.
Meski berada di tengah kepulan asap putih, saya tidak merasakan sesak. Asap terdiri dari uap air dan kandungan belerangnya tidak terlalu tinggi.
Baca juga: Rute ke Air Terjun Seloresi, Menuju Lembah Lawu Selatan
Kawah Gunung Lawu juga mengeluarkan air belerang yang panas. Terdapat genangan-genangan air dari kawah yang bisa dimanfaatkan pendaki untuk merendam kaki.
Jika ingin berkunjung ke Kawah Lawu, maka usahakan datang saat cuaca cerah. Tanpa kabut, pemandangan ke Kawah Lawu akan makin memesona dengan asap putih di bawah langit biru.
Selain itu apabila hujan, maka jalur menuju kawah akan berbahaya, terutama saat menuruni tebing curam dan sungai yang bisa jadi aliran airnya akan deras.
Baca juga: 7 Fakta Gunung Lawu, Pemilik Tiga Puncak dan Warung Tertinggi di Indonesia
Saat kembali, perjuangan menaiki tebing untuk kembali ke Pos 2 Taman Sari Atas juga cukup menantang. Pendaki harus ekstra hati-hati untuk melaluinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.