Ribuan tusuk sate itu dibakar oleh kelompok nelayan serta anggota Pramuka Saka Bahari Kwarcab Buleleng. Total panjang panggangan yang disiapkan untuk membakar ribuan tusuk sate itu mencapai 20 meter.
Ribuan tusuk sate itu terdiri dari sate udang, sate ikan kerapu, sate ikan kakap, dan yang paling istimewa sate ikan sepat mutiara. Sate ikan sepat mutiara disebut-sebut sebagai ikan yang paling kaya protein.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Buleleng, Nyoman Sutrisna mengungkapkan, pembakaran ikan secara massal itu merupakan bagian dari kampanye Diskanla Buleleng dalam gerakan gemar makan ikan.
“Dari gerakan gemar makan ikan ini, kami harapkan muncul generasi yang kuat, sehat, dan cerdas. Apalagi Buleleng kaya dengan potensi bahari, bukan hanya ikan air tawar, namun juga ikan air laut,” ujar Sutrisna.
Salah satu wisatawan asal Belanda, Jack, mengaku sangat senang datang ke Buleleng Festival, terutama saat menyantap sate ikan laut. “Istri saya dari Lombok dan satenya di sana lebih manis. Tapi kalau di sini rasanya lebih pedas, saya suka taste-nya,” kata Jack.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.