Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burger Suka, Pecel Lele Doyan...

Kompas.com - 22/11/2013, 08:27 WIB
Lidah tak pernah berbohong. Boleh saja remaja Jakarta dan sekitarnya akrab dengan makanan asal negara lain, tetapi tetap saja masakan lokal atau Nusantara lebih nikmat. Dalam soal makan, remaja kita ternyata sangat Indonesia.

Ragam makanan lokal, ala impor, dan murni impor banyak terdapat di sekitar kita. Ada spageti, steak, kebab, wafel, bulgogi, aneka sushi, ayam goreng dan bakar, soto, bakso, ataupun pecel lele. Semua jenis makanan itu tersedia mulai dari kelas kaki lima, warung, kafe, hingga restoran berkelas yang harganya selangit. Sebutlah steak daging impor yang harganya bisa mencapai Rp 200.000 seporsi.

Sebagian remaja sering menyantap aneka makanan impor atau ala impor. ”Aku senang steak, tetapi belum pernah makan steak yang harganya di atas Rp 50.000,” kata Esti, siswa SMA Negeri 24 Jakarta Pusat. Cewek yang tinggal di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, itu paling senang menyantap steak, tetapi yang harganya di bawah Rp 30.000, sesuai isi kantongnya.

Sama dengan Esti. Dearil Julio, siswa SMA PSKD IV Jakarta Selatan, juga senang steak. ”Pokoknya makanan dari daging dan ayam aku suka,” ujar cowok yang tinggal di Pamulang, Tangerang Selatan, itu. ”Untuk steak buat aku paling enak, ya, steak di London, Inggris. Dagingnya tebal, empuk, dan gurih,” kata Dearil mengenang peristiwa sekitar 2,5 tahun lalu ketika ikut kompetisi bola yang diadakan klub top Inggris, Arsenal.

Pengalaman Dearil mengunjungi London dan Dubai membuat ia merasakan banyak makanan mancanegara. Sementara anak muda yang belum pernah ke luar negeri kenal makanan ala impor dari info di media massa, media sosial, ataupun jalur pertemanan. Tak cukup hanya tahu, mereka pun ingin mencoba rasa makanannya.

Remaja yang uang sakunya pas-pasan menyiasati rasa ingin tahunya dengan membeli makanan impor di restoran bersama teman-temannya. ”Kalau uang saku masih banyak, aku sama teman-teman nyobain makan sushi. Pesannya beda biar bisa saling merasakan macam-macam sushi,” kata Jesi, siswa SMA Negeri 34 Jakarta Pusat. Harga seporsi sushi rata-rata Rp 15.000 isi 6-8 potong.

Menurut dia, hobinya mencoba makanan negara lain supaya kenal makanan dari luar Indonesia. Namun, harga mahal sering jadi kendala.

Murah meriah

Meski sudah kenal rasa steak, ramen, dan wafel, para remaja tetap mencari makanan lokal, seperti pecel lele, soto ayam, nasi goreng, ataupun nasi uduk. Esti yang gemar steak ternyata merindukan bisa makan nasi uduk dengan lauk semur jengkol.

Hampir tiap hari dia makan nasi uduk yang ia beli dari penjual di sekitar rumahnya. ”Lauk kesukaanku bihun, telur bulat, dan semur ’jengki’ (jengkol). Ini sudah kangen makan jengkol yang menghilang karena harganya mahal,” urai Esti.

Sementara Dearil suka pecel lele, soto, dan ayam bakar. ”Pecel lele itu enak banget. Dagingnya gurih. Pokoknya sedap deh,” katanya.

BURGER KING Tenderscrisp Rendang Deluxe (daging ayam) dan Doubles Rendang Deluxe (daging sapi) dari Burger King.
Abi, wakil penanggung jawab warung Pecel Lele Lela di Rawa Belong, Jakarta Barat, mengaku, penggemar pecel lele terus meningkat. ”Pelajar SMA dan mahasiswa menjadi pengunjung terbanyak. Kami menyediakan menu ayam bakar dan goreng, tetapi penjualan lele tetap paling tinggi. Perbandingannya bisa 70 persen lele dan 30 persen ayam,” urai Abi.

Adapun harga satu porsi pecel lele beserta nasi Rp 12.500-Rp 20.000, sedangkan harga ayam goreng atau ayam bakar sedikit lebih mahal, Rp 15.000-Rp 25.000.

Selera kaum remaja yang gemar makan apa saja, termasuk steak, juga membuat steak murah meriah (murmer) di Steak and Ribs Obonk laris manis.

”Sabtu malam paling ramai, sampai kami menghabiskan total 25 kilogram daging sapi. Pada hari biasa, saya sedia 15 kilogram daging,” ujar Manajer Obonk Steak and Ribs di Jalan Raya Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, M Khairudin.

Para remaja pada umumnya membeli crispy steak beef. Daging yang diiris tipis dilumuri tepung lalu digoreng plus kentang goreng dan sayuran itu harganya hanya Rp 15.000.

Selera remaja Ibu Kota memang beragam. Rasa ingin tahu mendorong para remaja mencicipi semua jenis makanan, terutama yang sedang tren. Namun bagi mereka, makanan Indonesia yang punya banyak rasa tetap paling disuka. (TRI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com