Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Perlu 100.000 Kamar Hotel

Kompas.com - 10/02/2014, 09:18 WIB
INDONESIA tetap menjadi pasar yang menjanjikan bagi perkembangan bisnis hotel. Hal itu mendorong perusahaan-perusahaan manajemen perhotelan internasional terus membidik investasi di Indonesia guna meraih pasar yang terus bertumbuh.

Keseriusan untuk mengembangkan bisnis manajemen perhotelan di Indonesia antara lain ditunjukkan oleh Grup Carlson Rezidor Hotel, perusahaan manajemen hotel global yang saat ini telah mengelola 1.079 hotel di lebih dari 80 negara di dunia. Bekerja sama dengan Panorama Group, keduanya membentuk perusahaan gabungan PT Carlson Panorama Hospitality, serta membuka kantor perwakilan di Jakarta.

Pertengahan Januari 2014, Presiden Carlson Rezidor Hotel Group Asia Pasifik Simon C Barlow berkunjung ke Indonesia. Berikut petikan wawancara Kompas dengan Simon C Barlow, di Jakarta.

Kenapa tertarik masuk ke pasar Indonesia?

Ada lima alasan yang sangat kuat. Pertama, populasi Indonesia dengan 240 juta penduduk adalah terbanyak ketiga di Asia dan merupakan pasar yang atraktif. Kedua, ekonomi. Berdasarkan riset McKinsey Global Institute, Indonesia akan menempati peringkat ke-7 ekonomi terbesar dunia dalam kurun 16 tahun ke depan. Ketiga, pertumbuhan konsumsi masyarakat yang seiring dengan peningkatan kelas menengah. Keempat, pertumbuhan dunia untuk pariwisata internasional. Kelima, konsultan global untuk industri hotel HVS, memprediksi Indonesia membutuhkan lebih dari 100.000 kamar hotel berstandar internasional dalam kurun 8-10 tahun untuk memenuhi kebutuhan wisatawan domestik dan internasional.

Apa yang membedakan Carlson Rezidor Hotel Group dengan operator lainnya?

Nilai lebih kami sebagai operator hotel internasional, yakni memiliki jaringan hampir di seluruh dunia. Carlson pernah beroperasi di Indonesia selama 10 tahun, yakni 1992-2002, karena itu kami memiliki pengalaman di Indonesia. Ketika itu, kami bekerja sama dalam bisnis perhotelan dengan Grup Salim, dan ketika krisis ekonomi tahun 1998, kami meninggalkan Indonesia tahun 2002.

Bagaimana strategi bisnis di Indonesia jika dikaitkan dengan rencana pengembangan bisnis di Asia Pasifik?

Di Asia, total ada 170 hotel yang kami kelola, maupun dalam proses pengoperasian. Kami juga membuka kantor cabang di Jakarta, Delhi, Shanghai, dan Singapura. Kami punya rencana agresif pengembangan bisnis di Indonesia dan regional. Kami sangat gencar mengembangkan bisnis operator hotel di India, China, Thailand, Filipina, dan negara-negara lain. Kami telah menggarap bisnis operator perhotelan di total 14 negara di Asia Pasifik.

Apa keunggulan yang ditawarkan dalam pengelolaan bisnis perhotelan di Indonesia?

Kami memiliki merek yang sangat terkenal dan jaringan yang kuat di dunia untuk membawa turis dari berbagai belahan dunia ke Indonesia. Ketika penandatanganan kerja sama dengan Panorama, 13 April 2013 di Berlin, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu berkesempatan hadir. Ia memberikan dukungan penuh atas kerja sama ini, dan itu merupakan keuntungan besar bagi kami karena memiliki koneksi kuat dengan pemerintah. (BM LUKITA G)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com