Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Selamanya Pedas itu Kejam

Kompas.com - 17/03/2014, 11:39 WIB
Oleh: Sarie Febriane  

SENANG masakan pedas, namun kerap tersiksa oleh kekejamannya yang menusuk di perut? Santapan ”fusion” yang terinspirasi dari menu asal Portugis dengan saus peri-peri-nya bisa menjadi pilihan. Pedasnya judes, namun baik hati, seperti disajikan Casa de Peri.

Restoran Casa de Peri yang terletak di Kota Kasablanka di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, mengkhususkan pada sajian yang terinspirasi dari masakan Portugis. Chef Jonathan Lee dan Rony Moelyadi yang mengonsep menu menyebutnya sebagai fusion. ”Kami tidak bilang masakan kami otentik Portugis. Ini fusion, yang kami bikin versi kami sendiri, yang sudah diadaptasi dengan cita rasa Indonesia,” kata Chef Rony.

Yang masih tersisa dari kekhasan masakan Portugis adalah peri-peri, saus yang menggoda lidah itu.

Dari pilihan menu terlihat dominasi sajian yang berbasis ayam. Salah satu yang direkomendasikan adalah flame grilled chicken alias ayam bakar, dengan pilihan tingkat kepedasan sedang, cukup, sampai maksimal, yang diistilahkan ”triple x”. Seperti apa kira-kira?

Rupa ayam bakar ini serupa dengan ayam bakar yang biasa kita kenal. Permukaannya basah oleh saus olesan kental kecoklatan dan semburat tipis kehitaman sisa pembakaran. Saus olesan itu disebut saus peri-peri, yang menjadi kekhasan aneka menu di sini. Secara sekilas, aroma ayam bakar ini tak terlalu asing bagi mereka yang biasa mengonsumsi ayam bakar.

Begitu pun saat kita mencicipinya, pada awalnya tak terlalu berbeda dengan ayam bakar pada umumnya. Serat daging yang empuk sempurna dengan cita rasa rempah yang intensitasnya cukup memuaskan bagi lidah yang menggemari masakan berbumbu. Samar-samar ada aroma asap yang terendus saat kita melumatnya di dalam mulut.

Sensasi asam ke pedas

Berbeda dengan ayam bakar ala Indonesia, pada ayam bakar versi fusion ini juga ada sisipan rasa asam segar di antara kepadatan rasa rempah. Dijelaskan oleh Chef Lee, rasa asam itu berasal dari bahan berupa jeruk lemon dan jeruk nipis. ”Kami tidak menggunakan bahan pemberi rasa seperti cuka. Kami benar-benar mengandalkan produk alami,” kata Chef Lee.

Nah, pada rasa asam inilah letak sensasinya. Pada cecapan awal, lidah akan disentuh rasa asam. Sementara unsur pedasnya masih samar-samar membayang. Ia masih dalam taraf menyapa hangat, tetapi tak seseram istilah ”triple x” yang disebutkan tadi.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG Restoran Casa de Peri di Mal Kota Kasablanka, Jakarta.
Tetapi, tunggu dulu. Cermati sejenak perkembangan cita rasa yang terjadi saat kita menyantapnya. Lama kelamaan, rasa pedas yang semula sekadar hangat, merayap perlahan merambati seluruh dinding rongga mulut dan lidah. Rupanya ayam bakar ini seperti membakar rongga mulut secara perlahan dengan api kecil yang kian membesar.

Jika kita terbiasa menyantap masakan pedas ala Indonesia, karakter pedasnya sebenarnya memiliki perbedaan. Pedas ala Casa de Peri ini cenderung bermain di seputar rasa panas saja, dengan sodokan yang terasa hingga ke lubang hidung dan telinga yang lama-lama menjadi berair. Sodokannya pun tidak seperti rasa wasabi yang menyentak. Sensasi panas dari pedas ini juga tidak memberi sengatan yang sengit menusuk seperti karakter pedas dari cabai Indonesia.

Bahkan, ketika tiba di perut, rasa panas dari pedas itu sama sekali tak terasa lagi. Bahkan, lada saja masih memberi rasa hangat yang awet di perut jika dibandingkan dengan pedas cabai yang digunakan dalam masakan Casa de Peri. Kita boleh berlega hati, sensasi kepedasan ternyata cukup bermain di wilayah mulut. Setiba di perut, si pedas rupanya berhati baik, tidak mengusik.

Untuk itu, Casa de Peri perlu memilih cabai khusus. Sementara ini menurut kedua chef itu, cabaia tersebut masih didatangkan dari India. ”Karena rasa dan baunya berbeda dengan cabai lokal, namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan cabai lokal,” kata Chef Rony yang terus berupaya mencari jenis cabai lokal.

”Yang kami cari adalah cabai dengan bau yang beda, rasa tidak tajam, yang tidak langsung menyengat, tapi naik pelan-pelan pedasnya,” tambah Chef Jonathan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com