Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Asia Kurang Tertarik Beli Lukisan

Kompas.com - 01/11/2014, 14:45 WIB
DENPASAR, KOMPAS.com - Wisatawan mancanegara yang berlibur ke Bali sebagian besar masyarakat asal negara Asia Pasifik dan mereka itu kurang tertarik untuk memiliki barang seni berupa lukisan, kecuali wisatawan Eropa.

"Pelukis bisa saja berkreasi sesuai perkembangan zaman, namun pembeli yang tidak ada atau pasaran lukisan dari Bali ke pasaran mancanegara masih lesu," kata Wayan Sunarta seorang pelukis muda asal kawasan wisata Ubud, Kabupaten Gianyar, Sabtu (1/11/2014).

Menurut Wayan, dulu memang gampang memperoleh gemerincingan dollar dari wisatawan yang sedang berlibur, tetapi semenjak munculnya resesi ekonomi dunia hingga sekarang perdagangan seni lukis tampaknya berkurang.

"Walau pun masih ada pembeli atau kolektor jumlahnya tidak secerah belasan tahun silam sebelum adanya serangan bom Bali," kata pria setengah baya itu menuturkan kondisi nyata para pelukis muda di seputaran kawasan wisata Ubud.

Sebagai daerah wisata, nama Ubud sudah dikenal di dunia internasional. Ubud banyak dikunjungi turis asing asal Tiongkok, Jepang, Korea dan Asia lainnya. Namun tidak banyak turis yang membeli hasil goresan tangan seniman daerah itu, dan kondisi ini berkelanjutan hingga sekarang.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, mencatat perdagangan luar negeri khusus untuk lukisan dari Bali belum bergairah seperti awal perkembangan dunia pariwisata di daerah ini, namun sudah mulai agak bangkit walau pun masih relatif sedikit.

DOK AMADEA RESORT & VILLAS I Putu Eka Hendra Jaya dan lukisan gaya Kamasan.
Perdagangan lukisan ke luar negeri sedikit membaik dengan jumlah lukisan yang memasuki pasar ekspor selama Januari-Agustus 2014 tercatat 288 ribu lukisan bernilai 1,6 juta dollar AS. Perolehan devisanya naik 98 persen dari periode sama 2013 mencapai 806 ribu dollar AS.

Semakin banyak turis ke Pulau Dewata belum tentu mereka membeli lukisan, karena penikmat dari barang seni tersebut terbatas. Para kolektor mancanegara sering datang ke Bali, hanya saja jarang ada yang memesannya.

"Kecilnya realisasi ekspor lukisan Bali kemungkinan besar sebagai dampak dari krisis ekonomi global dan tanda-tanda perbaikan belum kondusif seperti di Amerika Serikat, Eropa dan negara besar lainnya," keluh Wayan Sunarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com