Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Lukisan Maestro Jadi Diplomasi Budaya

Kompas.com - 22/11/2014, 16:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Seni lukis menggambarkan peradaban di sebuah negara. Sehingga, pameran lukisan bisa menjadi diplomasi budaya. Hal tersebut diungkapkan Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya Kementerian Pariwisata Ahman Sya beberapa waktu yang lalu di Jakarta, menanggapi rencana pameran maestro lukis asal Indonesia, R. Sidik W. Martowidjojo di Louvre, Paris, Perancis.

"Lukisan Sidik di festival internasional diharapkan bisa menjadi diplomasi budaya di dunia," katanya.

Salah satu hal yang membanggakan, dalam pameran "Louvre Internationals Arts Exhibition" yang berlangsung pada 11-14 Desember 2014 tersebut, lukisan Sidik akan bersanding dengan pelukis-pelukis dari 30 negara. Namun, pelukis lain hanya memamerkan lukisan, sementara Sidik memamerkan 21 lukisan. Pameran itu sendiri merupakan pameran tahunan tingkat internasional dan sudah berlangsung selama 126 tahun.  

Tak hanya itu, keunikan lukisan Sidik adalah menggunakan media kertas dan cat air. Ia bahkan membuat satu lukisan dalam sehari. Pada pameran tersebut, lukisan-lukisan Sidik bertemakan "Enlighten Orientalism" atau pencerahan dari Timur.

"Cahaya dari timur ini adalah Cahaya dari Indonesia," kata Sidik.

Ia menuturkan lukisan yang dipameran mengambarkan budaya Indonesia yang beragam, mulai dari seni sampai alam Indonesia. "Lukisan saya menggunakan kertas Tiongkok, warna Eropa, tetapi bukan pemandangan Tiongkok, melainkan Indonesia. Gunung dan laut Indonesia. Ini salah satunya, ini Gunung Bromo," ungkap Sidik sambil menunjukan salah satu lukisannya.

Ia berharap dengan keikutsertaannya di pameran tersebut, bisa diikuti oleh pelukis-pelukis lain di Indonesia agar bisa berpameran di luar negeri. "Tetapi bukan sembarang pameran, tapi pameran yang bergengsi," tuturnya.


Berdasarkan pengantar pameran oleh kurator Eddy Soetriyono disebutkan bahwa Siding menekuni kaligrafi Tiongkok sejak usia belia. Kekhasannya adalah lukisan pemandangan bukan lagi lanskap alam nyata yang cukup dililhat dengan mata telanjang. Ia menghadirkan esensi alam semesta, keteguhan gunung, hingga ketenangan lautan. Selanjutnya Sidik menekuni karya-karya pelukis Perancis yang dalam istilah ilmiah seni rupa disebuth kelompok optic realism yang kini disebut pelukis era Impresionisme.

Sidik kelahiran Malang, Jawa Timur, pada 24 September 1937. Seperti diungkapkan Sidik, ia sebenarnya sudah melukis sejak SD dan condong ke lukisan Tiongkok. Namun, sejak tahun 1967, muncul kebijakan pemerintah bagwa segala hal yang berhubungan dengan kebudayaan Tionghoa dilarang tampil di Indonesia.

"Saya jadinya sama sekali tidak melukis, jadi pedagang. Tahun 1992, saya mulai melukis lagi," katanya.

Aturan itu dicabut di tahun 2000 dan Sidik mulai melakukan pameran tunggal hingga lebih dari 20 pameran. Sidik juga berpameran tunggal di berbagai kota besar di Tiongkok. Setelah berprestasi di Tiongkok, Sidik melebarkan sayap ke Eropa. Tahun ini merupakan kali kedua ia berpameran di Louvre, Paris. Ia juga akan berpameran di Swiss dan Inggris.

Sementara itu Presiden PT Bank ICBC Indonesia Shen Xiaoqi mengatakan bahwa pihaknya mendukung kegiatan tersebut karena Sidik dirasa perlu dibawa ke dunia internasional untuk mengenalkan Indonesia di mata dunia. Oleh karena itu, ICBC tidak hanya menjadi jembatan finansial, tetapi juga menjadi jembatan budaya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Travel Update
Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Jalan Jalan
Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

Hotel Story
5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

Hotel Story
10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

Jalan Jalan
7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

Jalan Jalan
9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

Jalan Jalan
6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

Travel Tips
3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com