Lilik Yuliatin (48), penjual precet gedang yang tinggal di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi kepada Kompas.com menjelaskan cara membuat precet gedang. Caranya sederhana, pisang dikupas lalu dikukus. Setelah dimatang dihancurkan dengan cetakan khusus yang terbuat dari tempurung kelapa yang berlubang di bagian tengahnya.
"Pisang yang dikukus harus yang matang bukan yang masih muda. Kalau jenisnya masyarakat sini nyebutnya pisang Sobo. Setelah itu diletakkan di wadah dan hancurkan dengan tempurung yang ada lubangnya di bagian tengah. Nanti pisang kukus akan tercetak seperti mi hanya saja lebih besar," jelas Lilik sambil mempraktekkan cara membuat precet gedang.
Setelah terkumpul seperti mi, precet gedang dipindahkan di wadah yang lain. "Satu pisang kukus akan jadi satu precet seperti ini. Biasanya satu porsi diisi dua precet gedang," kata Lilik.
Selain itu, tidak banyak orang yang memiliki cetakan tempurung kelapa yang digunakan untuk membuat precet seperti miliknya. Lilik menceritakan, cetakan precet miliknya tersebut merupakan warisan dari neneknya. Cetakan tersebut diwariskan turun temurun, sehingga sempat digunakan oleh ibunya, kemudian diwariskan kepadanya.
"Usianya sudah lebih dari 40 tahun," jelas Lilik sambil menunjukkan tempurung kelapa yang berwarna hitam tersebut.
Dalam satu hari, Lilik menghabiskan 10 sisir pisang yang ia beli dan juga dapatkan dari kebunnya. Untuk satu porsi precet pisang ia menjualnya seharga Rp 2.000 sampai Rp 5.000. Untuk menikmati precet gedang, bisa dicampur dengan santan yang sudah dimasak dengan pandan dengan tambahan sedikit gula dan garam.
"Mau dinikmati saat hangat ataupun dengan tambahan es sama sama enaknya," kata Lilik sambil tersenyum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.