Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Wisata di Lereng Rinjani

Kompas.com - 30/01/2016, 08:19 WIB
MATARAM, KOMPAS - Masyarakat lereng Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, semakin fokus mengembangkan konsep desa wisata sebagai wisata alternatif selain pendakian gunung. Kekayaan alam, tradisi, dan kearifan lokal di Kecamatan Sembalun dan Bayan jadi potensi wisata bernilai tinggi yang mampu meningkatkan perekonomian warga setempat secara lebih merata.

Pantauan Kompas di Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Selasa (26/1/2016), banyak bermunculan hunian singgah (homestay) sebagai alternatif penginapan bagi wisatawan pendakian ataupun minat khusus. Warga menjalin kerja sama dengan sejumlah operator wisata untuk menarik minat turis domestik dan mancanegara.

Amir Riis, salah satu operator wisata di Desa Sembalun Lawang, mengatakan, setahun terakhir, warga semakin bergairah dengan konsep desa wisata yang dinilai paling tepat dalam pengembangan kepariwisataan lereng Rinjani.

”Jika hanya mengandalkan wisata pendakian, kepariwisataan Rinjani tidak akan berkembang. Padahal, kawasan lereng gunung ini menyimpan banyak daya tarik, mulai dari alam hingga budaya,” katanya.

Kini, sedikitnya sudah ada 20 homestay di Desa Sembalun Lawang dan Sembalun yang berada paling dekat dengan pintu jalur pendakian Gunung Rinjani.

Daya tarik utama desa wisata dengan ketinggian 1.156 meter ini adalah eksotisme alam kaki Gunung Rinjani berupa bukit-bukit hijau di antaranya Bukit Anak Dara, Pergasingan, dan Sela Dara.

Menurut Amir, operator-operator wisata lokal, yang terdiri atas pemuda-pemuda desa, setahun terakhir mulai mengemas paket wisata pendakian ringan (soft trekking) menjelajahi bukit tersebut.

”Keindahan alam Lembah Sembalun menarik bagi wisatawan yang tak punya fisik kuat untuk melakukan pendakian ke puncak gunung. Tetapi, mereka biasanya tinggal lebih lama karena betah berinteraksi langsung dengan warga,” ucapnya.

Sebagai daerah bekas letusan gunung berapi, pertanian hortikultura di Desa Sembalun juga tumbuh subur. Dalam paket yang ditawarkan, para wisatawan diajak ikut kegiatan bertani.

Saat masa panen, wisatawan bisa memetik aneka hasil bumi, seperti kentang, tomat, dan buah, di antaranya stroberi dan avokad.

Sembalun juga memiliki kekayaan tradisi, seperti rumah tradisional masyarakat suku Sasak di Desa Adat Belek. Warga juga kembali menggiatkan produksi kain tenun tradisional.

Sumatim (49), pemilik homestay di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, mengatakan, beberapa tahun terakhir, mulai banyak wisatawan ke lereng Rinjani sekadar menyaksikan keindahan alam dan tradisinya.

”Senaru punya banyak tradisi. Tetapi, sebagian besar sebatas ritual adat. Padahal, jika dikemas menarik, akan jadi daya tarik yang luar biasa, terutama bagi turis asing yang ingin menikmati pengalaman selain mendaki gunung,” katanya.

Direktur Sembalun Community Development Centre Royal Sembahulun menilai peningkatan sumber daya manusia tetap jadi kunci utama keberhasilan pengembangan desa wisata. Untuk itu, dilakukan pelatihan bagi warga agar mampu berkomunikasi dengan ramah terhadap setiap wisatawan.

Ketua Lembaga Adat Desa Sembalun Lawang Martawi mengatakan, dengan konsep homestay dan desa wisata, masyarakat lebih merasakan dampak ekonominya. (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com