Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asyiknya Menyantap Durian Otong Langsung dari Pohonnya

Kompas.com - 07/03/2016, 07:09 WIB
Junaedi

Penulis


POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com -  Jika Anda bosan berwisata ke mal, ke kebun binatang, ke pantai karena suasananya itu-itu saja, maka Taman Agrowisata di Polewali Mandar, Sulawesi Barat mungkin layak anda coba.

Selain menikmati suasana kebun buah-buahan seperti rambutan, duku dan durian yang tersebar di berbagai kecamatan, para wisatawan juga bisa langsung mencicipi dan merasakan nikmatnya durian otong yang lezat.

Kebun durian seluas 5 hektar milik Aco Masruddin Mogot di Kecamatan Bulo, sekitar 30 kilometer dari kota Polewali Mandar ini adalah salah satu tempat wisata agro yang menyediakan durian otong aneka variasi ukuran dan berat yang bisa dipilih wisatawan.

Yang menarik, selain bisa menikmati dan mencicipi buah durian otong langsung dari taman agrowista yang dikelola warga secara tradisional dan berkelompok, wisatawan juga bisa memilih dan membelah sendiri durian kesukaan langsung dari pohonnya.

Sebelum membeli durian, periksalah kondisi fisik dan aroma duriannya dengan cara mencium aromanya.  Wisatawan yang tak mahir mengenali durian yang lezat dan nikmat ini bisa meminta jasa petugas kebun yang siap melayani dan membantu.

Zaenal, penikmati durian asal Soppeng, Sulawesi Selatan yang mengaku paling jago makan durian ternyata tak mampu menghabiskan satu buah durian seberat 6 kilogram yang dibelinya seharga Rp 120.000 per biji atau Rp 20.000 per kilogram.

KOMPAS.COM/JUNAEDI Berwisata agro di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Pengunjung bisa memetik dan menikmati langsung aneka buah seperti duku, rambutan dan durian langsung dari pohonnya. Pengunjung bahkan bisa memilih dan memetik sendiri buah segar dari pohonnya. Salah satunya durian otong.
Zaenal hanya mampu menghabiskan dua biji durian. “Saya penasaran dengan cerita teman-teman. Makanya saya ajak teman-teman mencobanya. Ternyata saya hanya mampu menghabiskan dua biji durian. Padahal saya bisa menghabiskan 10 buah durian yang biasa dijual di pasar,” tutur Zaenal yang mengaku sangat puas menikmati durian apalagi dipetik langsung dari pohonnya.

Durian otong Thailand dengan aneka ukuran dan berat 3 hingga 8 kilogram ini dijual dengan harga Rp 20.000 per kilogramnya. Di lokasi ini bahkan ada durian otong pernah mencapai berat 18,5 kilogram.

Setiap buah durian sengaja diikat oleh pemiliknya. Ini dilakukan untuk menjaga kualitas durian agar ketika jatuh dari pohon berarti betul-betul sudah matang.

Wisatawan tak perlu khawatir salah pilih durian. Pasalnya, pemilik kebun menjamin kualitas setiap durian yang disuguhkan kepada pelanggannya.  Wisatawan yang salah pilih durian, misalnya busuk atau isinya rusak, pemilik kebun langsung menggantikan dengan durian baru.

Meski musim durian belum mencapai musim puncaknya, namun para pengusaha agrowisata di Polewali Mandar sudah kebanjiran pesanan terutama dari intansi pemerintah dan kantor-kantor swasta.

Aco Masruddin Mogot, pengelola taman agrowisata di Kecamatan Bulo yang baru dua musim mengeloal usaha durian ini mengaku jauh hari sebelum puncak musim panen sejumlah pegawai di instansi pemerintah dan kantor-kantor swasta di Polewali Mandar sudah memesan durian.

Laki-laki yang mantan anggota DPRD Polewali Mandar ini sengaja memilih jadi pengusaha agrowisata durian otong. Menurut Aco, durian otong terkecil mencapai berat 2-3 kilogram. Ukuran rata-rata 6 kilogram. Bahkan sebelumnya pernah ada durian otong dengan berat 18,5 kilogram.

Menjelang puncak musim durian pertengahan Maret tahun ini, Aco dan kelompoknya kini mulai banjir pesanan durian. Sejumlah pelanggan minta diantar durian langsung ke tempatnya. Sementara pelanggan lain memilih berwisata  dan mencicipi durian langsung dari pohonnya.

KOMPAS.COM/JUNAEDI Berwisata agro di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Pengunjung bisa memetik dan menikmati langsung aneka buah seperti duku, rambutan dan durian langsung dari pohonnya. Pengunjung bahkan bisa memilih dan memetik sendiri buah segar dari pohonnya. Salah satunya durian otong.
“Alhamdulillah prospeknya cukup menjanjikan. Meski belum puncak musim durian kita sudah menerima sejumlah daftar pesanan perorangan, instansi pemerintah dan kantor-kantor swasta,” ujar Aco.

Aco memperkirakan menjelang puncak musim durian pada pertengahan Maret ini, tingkat kunjungan warga yang datang berwisata ke kebun agrowisata durian otong miliknya akan semakin meningkat.

Aco menambahkan tak hanya pengunjung atau wisatawan lokal saja yang gemar berwisata buah ke tempatnya, sejumlah wisatawan dari daerah lain seperti Pinrang, Soppeng, Majene dan daerah lainnya juga kerap mampir dan menikmati kelezatan durian otong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com