Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Remehkan Kekuatan Medsos dalam Mempromosikan Festival Wisata

Kompas.com - 29/10/2016, 07:21 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

TANJUNG PANDAN, KOMPAS.com - Peran dan fungsi media sosial (medsos) dalam mempromosikan festival-festival yang mendukung bisnis dan industri pariwisata sangat penting, untuk tidak dikatakan vital.

Dari beberapa wisatawan yang ditemui KompasTravel di ajang Festival Belitong 2016, misalnya, hampir seluruhnya mengetahui acara tersebut dari medsos macam Facebook, Twitter, dan Instagram.

Hanya segelintir yang mendapatkan informasi tentang Festival Belitong 2016 yang digelar di Pantai Tanjung Kelayang, Belitung, secara word of mouth (dari mulut ke mulut).

(BACA: Turis Eropa Mulai Melirik Belitung)

Mereka yang mendapatkan informasi secara word of mouth ini adalah yang punya kesibukan berdagang, atau pekerja di sektor informal, dan ibu-ibu rumah tangga yang belum mendapatkan akses dan koneksi internet.

Eddy Warman (45 tahun) contohnya. Warga Kecamatan Sijuk yang berprofesi sebagai pedagang di pasar tradisional Tanjung Pandan ini datang ke Festival Belitong 2016 karena adiknya.

"Adik saya sudah lebih dulu mendatangi festival itu sejak hari pertama. Katanya ramai, jadi saya tertarik datang," ujar Eddy yang berkunjung bersama keluarganya.

(BACA: 3 Tempat Terbaik Menikmati Senja di Belitung)

Sementara Alvin, wisatawan asal Jakarta, sudah mengagendakan Festival Belitong 2016 dalam daftar liburannya seminggu sebelum hari-H.

"Saya tahu dari Twitter dan Instagram. Begitu mendapatkan informasi yang cukup, saya langsung pesan tiket pesawat dan akomodasi," tutur Alvin.

Khamim Festival Belitung 2016
Menurut analis medsos Widhi Wedhaswara, kampanye gelaran festival-festival pariwisata atau pun kegiatan lainnya memang sangat efektif dilakukan melalui medsos.

Terlebih bila informasi dan konten yang dibagikan kepada publik disertai video dan foto-foto menarik yang menggambarkan keindahan destinasi maupun atraksi wisata.

"Dari hasil riset kami mengenai Festival Belitonng 2016, konten atraksi budaya dan atraksi lainnya paling banyak dilihat pengguna medsos," jelas Widhi.

Festival Belitong 2016 yang dipublikasikan, memang menggunakan nyaris seluruh medsos yang akrab di telinga publik Indonesia yakni Twitter, Instagram, dan Fanpage Facebook.

Menurut Widhi, dalam sepekan kampanyenya, akun Instagram Festival Belitong 2016 diikuti IG 3.807 follower. Sementara akun Twitter diikuti 961 follower, dan Fanspage Facebook mendulang 1.072 likes

ARSIP BIRO HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENPAR Serangkaian pertunjukan musik dan tari yang dibawakan seniman regional dan internasional tampil dalam Bangka Cultural Wave yang digelar di Pantai Tongaci Sungailiat, Kabupaten Bangka, Babel, 8-12 September 2016.
Adapun konten yang paling mendapat antusiasme publik adalah atraksi tarian tradisional Belitong, dan paramotor yang dilakukan prajurit TNI Angkatan Udara. 

"Kebetulan akun Twitter resmi TNI AU, @_TNIAU, yang punya ratusan ribu pengikut kerap me-retweet konten Festival Belitong 2016," sebut Widhi. 

Kendati demikian, tambah Widhi, kampanye medos sebuah festival pariwisata atau kegiatan lainnya bisa dikatakan sukses berat bila menjadi viral. 

"Bukan hanya trending topic, melainkan harus viral. Itu baru sukses," tandas Widhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Toko Oleh-oleh di Purworejo Jawa Tengah, Banyak Pilihannya

5 Toko Oleh-oleh di Purworejo Jawa Tengah, Banyak Pilihannya

Itinerary
5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

Travel Update
8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com