Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Mbeliling, Primadona Lain Manggarai Barat

Kompas.com - 21/08/2012, 11:13 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT tidak hanya punya Taman Nasional Komodo yang sudah menjadi salah satu dari tujuh keajaiban alam dunia sebagai obyek wisata unggulan. Tak jauh dari Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat, terdapat kawasan Hutan Mbeliling, yang merupakan habitat bagi spesies burung endemik Flores. Di hutan Mbeliling itu antara lain terdapat burung khas Flores yang bisa mengeluarkan 77 jenis suara. Warga lokal menyebutnya dengan nama kaka ngkiong.

Selama ini turis, baik mancanegara maupun domestik, cenderung menyukai wisata laut dan jarang menyentuh wisata darat seperti hutan, gunung, danau atau obyek wisata pegunungan lainnya. Padahal obyek wisata darat di Manggarai Barat dan Flores pada umunya tidak kalah dalam menawarkan keindahan serta keunikan.

Kawasan Hutan Mbeliling menjadi salah satu contoh betapa wilayah hutan yang terletak di ketinggian lebih dari 1.300 meter di atas permukaan laut itu menjadi surga bagi para pelancong. Hutan Mbeliling hanya berjarak 25 kilometer dari Labuan Bajo. Kawasan hutan itu terkenal bukan hanya karena merupakan hutan terluas di Flores tetapi juga berdasarkan penelitian BirdLife Internasional, di hutan ini terdapat 29 jenis burung. Empat jenis di antaranya merupakan burung endemik Flores dan tiga di antaranya hanya terdapat di kawasan hutan Mbeliling. Ketiga jenis burung tersebut yakni serindit Flores (Loriculus flosculus), kehicap Flores (Monarcha sacerdotum), dan Gagak Flores (Corvus Floresis).

Kawasan Mbeliling terdiri atas hutan lindung seluas 72,4 kilometer per segi, hutan konservasi 41,8 kilometer per segi, dan hutan produksi terbatas seluas 120 kilometer per segi.

Hasil penelitian juga menunjukan, sejak zaman purba, kawasan Mbeliling menjadi tempat perlindungan biologi dengan banyaknya spesies tumbuhan yang memperlihatkan pola persebaran purba. Di puncak hutan Mbeliling terdapat hutan lumut yang mempesona. Tampak bebatuan diselimuti lumut berwarna hijau yang memukau mata setiap pengunjung.

Hutan Mbeliling kini menjadi salah satu obyek wisata yang mulai digemari orang yang suka akan tantangan. Untuk mencapai puncak tertinggi Gunung Mbeliling, orang bisa melalui sejumlah jalan masuk. Anda bisa masuk melalui Kampung Langgo, Desa Wae Lolos ke arah barat, bisa melalui Kampung Culu tepatnya di Wae Lia, atau melalui jalur Kampung Cecer, Desa Liang Dara, atau melalui Kampung Lamung, Desa Golo Ndaring. Kawasan hutan Mbeliling di kelilingi 27 desa. Jarak antara desa relatif jauh tetapi pada musim kemarau mudah dijangkau.

Kawasan Mbeliling kini mulai ditata agar lebih mudah bagi wisatawan untuk menjangkaunya. Masyarakat di sekitar kawasan dengan semangat mulai membuka dan menata sejumlah ruas jalan setapak menuju ke dan dari puncak Mbeliling. Pada 17 Agustus 2012 lalu, masyarakat yang tinggal di sejumlah kampung di sekitar kaki hutan Mbeliling seperti di Rangat, Roe, Lamung, Culu dan Cecer bergotong royong membuka akses jalan setapak ke kawasan itu.

Warga Kampung Lamung, Agustinus Suhardin menuturkan, kampungnya pada Juni-September saban hari selalu ada turis yang melintas. Mereka turun dari kawasan hutan Mbeliling dan menuju ke air terjun Cunca Rami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com