"Pariwisata kreatif merupakan perspektif baru yang masih bisa dan akan berkembang dalam mendukung dunia parwisata di Indonesia, potensinya luar biasa dan itu jelas menjadi bagian dari promosi pariwisata Indonesia," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar pada Seminar Kekuatan Pariwisata Kreatif di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Senin (16/9/2013).
Menurut Sapta, Indonesia merupakan negara yang kaya akan kreatifitas yang bisa mendukung pariwisata daerah. Keanekaragaman budaya, adat istiadat serta aneka kekayaan seni budaya dan kuliner daerah merupakan salah satu daya tarik luar biasa yang sebagian sudah tergali dan masih banyak yang belum tergali dan akan tergali pada saatnya nanti.
Mayarakat pariwisata Indonesia, kata Sapta, dituntut untuk senantiasa memunculkan sesuatu yang bisa ditonjolkan dan dijual dari daerah masing-masing.
"Kesadaran masyarakat di daerah wisata jelas merupakan sebuah modal besar untuk memajukan pariwisata, dan infrastrukturnya juga harus dibenahi seperti jalan raya, pasar seni dan fasilitas lainnya. Karena sekeras apa pun kita melakukan promosi akan sia-sia bila infrastrukturnya tidak terurus dan rusak," katanya.
"Dari budaya menjadi pariwisata kreatif, masyarakat, akademisi, pemerintah dan stakeholder lainnya dituntut untuk memperoleh perspektif baru tentang bagaimana memaksimalkan potensi pariwisata yang ada di tengah-tengah kita," katanya.
Sapta Nirwandar menyebutkan, Kota Bandung merupakan kota kreatif yang telah menangkap peluang pariwisata kreatif. Bandung dan kota-kota lainnya di Indonesia banyak memiliki potensi kreatif yang bisa menjadi daya tarik wisatawan.
"Seperti kuliner, kerajinan tangan, fashion dan pertunjukan, orang tidah hanya sekadar datang tapi datang untuk menyaksikan proses itu terjadi ikut dalam penciptaannya," kata Sapta.
Pengembangan dan terobosan-terobosan kebijakan pengembangan wisata di daerah akan membantu merealisasikan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara yang secara nasional ditargetkan mencapai 8,6 juta pada 2013.
"Upaya daerah itu sangat mendukung target 8,6 juta wisatawan ke Tanah air, saat ini sudah mencapai 8,4 juta," kata Sapta.
Namun di sisi lain, sebarannya belum merata. Bali masih menempati peringkat pertama tujuan wisata yakni mencapai 35 persen, sisanya merata di kisaran 10-15 persen.
"Itu PR di mana daerah wisata lainnya harus mengejar Bali yang kunjungannya mencapai 35 persen. Kota Bandung sendiri masih di bawah 10 persen, dan itu jelas masih harus meningkatkan promosinya, juga daerah lain. Peluang itu besar termasuk adanya penerbangan langsung ke luar negeri," papar Sapta Nirwandar.
Sementara itu Ketua BPPI Wiryanti Sukamdani menyebutkan istilah creative tourim lahir karena perubahan-perubahan yang terjadi, baik dari aspek regulasi, preferensi konsumen, tingkat persaingan dan lainnya.
"Perubahan preferensi wiatawan dikarenakan wisatawan makin pintar karena dapat mengakses informasi yang nyaris tanpa batas, tuntutan wiatawan makin tinggi tak hanya menikmati aktifitas wiata tapi ingin juga terlibat secara aktif, mendapat pelayanan prima dan juga mengharapkan ada sentuhan kreatif," katanya.
Khusus untuk pariwisata berbasiskan budaya, wisatawan makin ingin menikmati, mengalami dan terlibat aktif dengan kegiatan kreatif lokal, sehingga pariwisata harus dinamis.