Oleh karena, siapa saja yang datang ke Banjarmasin, selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke pasar terapung yang berada di Sungai Barito yang membelah kota tersebut.
Yang uniknya lagi, pasar terapung tersebut hanya ada pada pagi hari yakni mulau pukul 06.30 sampai 08.00 WITA. Kalau sudah melewati jam tersebut, maka sudah tidak ada lagi.
Kesempatan yang langka tersebut juga dimanfaatkan para kontingen dari berbagai provinsi yang mengikuti Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) XI/2013 di Banjarmasin, termasuk dari atlet dan official Aceh.
"Saya rasa ini kesempatan yang langka, oleh karenanya kami menyempatkan diri untuk melihat dari dekat aktivitas jual beli di pasar terapung ini," kata Rusli Ismail, salah seorang kontingen Aceh.
Ia menyatakan, keberadaan pasar terapung ini sudah terkenal di seluruh Indonesia sebagai salah satu obyek wisata, sehingga alangkah ruginya apabila yang sudah datang ke Banjarmasin tidak menyempatkan diri untuk sekadar berbelanja sambil menikmati tenangnya Sungai Barito.
Dikatakannya kalau duduk di warung kopi sudah biasa dan hampir ada di setiap daerah, tapi minum kopi atau teh sambil makan sepotong kue di dalam perahu suatu hal yang berbeda, karena tidak bisa dilaksanakan setiap hari.
Dinamakan pasar terapung, karena memang transaksi jual beli dilakukan di perahu yang berukuran kecil dan sedang. Barang yang dijual hampir sama dengan pasar-pasar yang ada di daratan. Dan umumnya kebutuhan makanan sehari-hari, seperti ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
Di pasar terapung juga ada pedagang yang menjual makanan siap saji, seperti kopi, teh, kue, nasi untuk sarapan dengan berbagai menu, seperti soto banjar, ikan goreng, dan sate.
Untuk menuju ke pasar terapung yang masuk dalam wilayah Desa Kuin Alalah, Banjarmasin Utara itu pengunjung harus pagi-pagi datang ke pelabuhan di Desa Kuin Utara atau tepatnya berada di depan Masjid Sultan Suriansyah.
Obyek wisata andalan
Pasar terapung merupakan salah satu obyek wisata andalan di Banjarmasin karena hampir setiap hari wisatawan baik dalam maupun luar negeri selalu menyempatkan untuk datang ke lokasi tersebut.
Muslim, salah seorang pemilik kapal menyebutkan, hampir setiap hari rata-rata 100 orang turis yang datang ke pasar terapung.
Umumnya mereka sangat menikmati perjalanan wisata tersebut karena selain ke pasar terapung, wisatawan juga menikmati kehidupan masyarakat yang berada di sepanjang daerah aliran sungai yang rumahnya semua terbuat dari kayu.