Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miris, Monumen Tentara Jepang Terbengkalai

Kompas.com - 06/04/2014, 08:22 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA UTARA,KOMPAS.com - Sebuah monumen bersejarah yang dibangun pada tahun 1990 di Desa Walasiho, Kecamatan Wawo, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara kini dalam kondisi memprihatinkan. Padahal di balik berdirinya monumen tersebut terkandung nilai-niai sejarah yang ada di Kolaka.

Monument tersebut dibangun berdasarkan jasa seorang tentara Jepang bernama Kapten Kabasima. Kapten Kabasima adalah seorang tentara Jepang yang memilih tinggal di daerah itu saat Jepang kalah dari tentara sekutu di tahun 1945.

Saat itulah Kapten Kabasima berinisaiatif untuk membentuk Badan Pertahanan dan Keamanan Rakyat (BPKR), di dearah Kolaka dan sekitarnya pada tahun 1945. Atas jasa itulah teman sejawat Kapten Kabasima yang bernama Ali Kamri membangun sebuah monumen sejarah yang menandakan keberadaan tentara Jepang di daerah Kolaka dan sekitarnya.

Namun kini monumen itu sudah sulit lagi untuk dijumpai. Selain dalam kondisi tidak terawat,  monumen yang hanya seluas kurang lebih tiga kali empat meter tersebut dipenuhi semak belukar. Parahnya, di sekitar monumen tidak ada tanda yang terpasang jika di daerah itu berdiri sebuah monumen bersejarah.

Pemerhati sejarah di Kolaka Andi Adha Arsyad menjelaskan seharusnya monumen tentara Jepang di daerah Kolaka Utara tersebut diperhatikan sebagai simbol sejarah di daerah ini.

 “Seharusnya monumen itu tidak terbengkalai seperti saat ini. Berdasarkan referensi sejarah yang saya miliki Kapten Kabasima itu sangat berjasa karena saat Jepang kalah di tahun 1945 dari tentara sekutu, Kapten Kabasima ini memilih tinggal di Kolaka dan berinisiatif membentuk BPKR. Nah BPKR inilah yang bergerak melawan tentara NICA. Jadi sepatutnya kita menjaga monumen ini,” katanya, Jumat (4/04/2014).

Dia juga berharap pemerintah turun tangan untuk merawat tempat itu. “Kenapa saya bilang Pemda Kolaka Utara harus turun tangan merawat monumen itu sebab saat dibangun tahun 1990, yang resmikan langsung adalah Gubernur Sulawesi Tenggara, Laode Kaemudin. Miris sekali, apalagi kita mengaku kalau Kolaka sebagai daerah perjuangan, akan tetapi memelihara sebuah monumen saja tidak bisa,” tambahnya.

Monumen tentara Jepang bukanlah monumen yang hanya diketahui dalam wilayah Kolaka saja. Akan tetapi bukti sejarah tersebut juga telah dikenal hingga ke Negara Jepang. Andi menambahkan setelah dibangun di sekitar tahun 1990, melalui Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, salah satu cucu Kapten Kabasima datang ke monumen tersebut.

"Nah artinya jika dunia mengetahui kondisi monumen yang tidak lagi terawat, saya rasa kita harus malu ketika mengaku sebagai daerah perjuangan,” tegasnya.

Monumen Tentara Jepang atau lebih dikenal dengan istilah lokal sebagai kuburan Kapten Kabasima ini sebenarnya bisa menjadi awal cerita sejarah di Kolaka Utara. Hal itu bisa tercapai jika pemerintah setempat dapat melihat peluang dan potensi nilai sejarah yang terkandung dalam sejarah monumen tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com