Pengarahan siswa-siswi SD dan SMP dimulai dengan memperkenalkan 217 koleksi yang dipamerkan. Dua objek yang mengundang perhatian mereka di antaranya kursi ion yang dapat menghantarkan listrik statis dan juga kawat listrik dari Museum Listrik TMII. Acara lalu dilanjutkan dengan lomba menggambar untuk siswa SD dan lomba mengarang untuk siswa SMP.
"Ini seperti edisi jemput bola. Kita hadirkan museum di ranah publik, lalu kita undang agar nilai sejarah dan edukasinya sampai pada seluruh lapisan masyarakat. Sehingga harapan kami nanti, mereka cinta dan datang dengan sendirinya," terangnya.
Menurut data yang disebutkan Dani, saat ini jumlah kunjungan ke museum-museum di Indonesia masih tergolong rendah. Dalam satu tahun, angka kalkulasinya baru sampai di angka 10 juta orang. "Angka tersebut sebagian besar didominasi oleh siswa-siswi sekolah. Ini terkait peraturan yang mewajibkan tiap sekolah harus berkunjung ke museum tiap tahunnya," tambahnya.
Penyelenggaraan Pameran Gelar Museum Nusantara 2014 memuaskan Dani. "Dari 3 hari penyelenggaraan, bisa kita simpulkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap museum masih besar. Memang belum bisa sebanyak kunjungan di pameran lain, tapi setidaknya sampai di hari kedua kita sudah dapat angka 2.000 pengunjung," ungkapnya.
Selain pengarahan dan lomba yang dikhususkan untuk siswa-siswi SD dan SMP, hari terakhir Pameran Gelar Museum Nusantara juga ditutup dengan Pemutaran Film Sejarah dan Budaya serta diisi dengan penyelenggaraan kuis dan permainan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.