Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asita Jateng: Pelaku Pariwisata Kurang Terkoordinasi

Kompas.com - 27/11/2014, 13:21 WIB
SEMARANG, KOMPAS.com - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Tengah mengakui para pelaku pariwisata di wilayah itu, khususnya Kota Semarang masih kurang terkoordinasi.

"Selama ini, masing-masing dari mereka (pelaku pariwisata) seolah-olah bekerja sendiri-sendiri tanpa saling terkoordinasi," kata Ketua Asita Jateng, Joko Suratno di Semarang, Rabu (26/11/2014).

Hal tersebut diungkapkannya usai diskusi bertema "Integrasi Event Seni dan Budaya di Kota Semarang" yang diprakarsai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang di kompleks balai kota.

Padahal, kata Joko, koordinasi di antara para pelaku pariwisata, termasuk di Kota Semarang merupakan salah satu pendorong pengembangan potensi kepariwisataan yang ada di suatu daerah.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Kawasan Kota Lama masih meninggalkan jejak keindahan bangunan masa lalu di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (6/6/2014). Kemegahan Kota Lama yang dulu metropolis meredup seiring hancurnya bangunan-bangunan karena tak terawat setelah ditinggalkan pemiliknya.
Menurut Joko, sebenarnya pemerintah daerah, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memiliki peran sebagai fasilitator bagi segenap "stakeholder" untuk mengembangkan potensi kepariwisataan.

"Di sinilah peran pemda, terutama Disbudpar untuk menjadi fasilitator. Bagaimana setiap event yang dibuat di Kota Semarang dapat memancing wisatawan datang dan menghabiskan uangnya di sini," katanya.

Yang terpenting, kata dia, setiap event wisata yang dibuat haruslah memiliki kualitas, keunggulan, dan ciri khas yang membedakan dengan daerah-daerah lainnya, serta inovasi produk. "Contohnya, lihatlah pementasan Tari Barong atau Tari Kecak di Bali yang mampu dijual dan selalu dicari wisatawan. Saya yakin Semarang bisa, misalnya ritual Sesaji Rewanda, dan sebagainya," pungkas Joko.

Sementara itu, Koordinator Penggiat Pariwisata Kota Semarang, Nurul Wahid mengatakan selama ini media sosial belum banyak dioptimalkan untuk memasarkan potensi pariwisata yang ada di Kota Semarang. "Padahal, media sosial memiliki peran tak kalah penting dengan media-media yang sudah ada, seperti koran, televisi, dan radio. Sayangnya, kurang dioptimalkan meski sudah lama ada," katanya.

TRIBUN JATENG/BAKTI BUWONO Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi meresmikan Bus Tingkat Wisata Semarjawi, Selasa (28/10/2014). Bus wisata ini akan ngetem di Kota Lama.
Ia menjelaskan media sosial memiliki keunggulan jangkauan yang sangat luas karena menggunakan basis jaringan internet dan pesannya dapat diulang dengan intensitas yang sesering mungkin.

Selain itu, kata Nurul, para pengguna media sosial rata-rata merupakan kalangan anak muda yang melek teknologi sehingga perkembangan informasi atau pesan dapat lebih cepat tersampaikan. "Anak-anak muda sekarang ini sangat melek teknologi. Ini semestinya yang harus dimanfaatkan untuk menarik minat mereka dan minat turis-turis untuk berkunjung ke Kota Semarang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com