Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Jibama, Arena Transaksi Sekaligus Sosialita Ketemu Sodara

Kompas.com - 03/12/2014, 17:12 WIB
SECARA definitif pasar bisa diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dengan menganut hukum penawaran dan permintaan. Bagaimana jika definisi tersebut ditambah dengan bertemunya keluarga besar, kepala suku dan pengikutnya serta turis domestik dan mancanegara dan beberapa fotografer untuk berwisata.

Mungkin definisi pasar tersebut hanya cocok disematkan di Pasar Jibama, Wamena di Lembah Baliem-Papua. Sebuah pasar tepat di jantung Bumi Cenderawasi yang benar-benar unik dan eksotik dan berbeda dengan pasar-pasar pada umumnya.

Pasar biasanya penuh dengan sekat-sekat untuk membedakan komoditi jualannya yang disebut dengan los. Los tersebut seperti; daging, sayur, buah, perabotan, pakaian, elektronik, sembako dan lain sebagainya.

Los tersebut memudahkan para pembeli untuk mencari barang keperluannya dan tinggal memilih mana yang hendak diambil. Di Pasar Jibama, sudah dibagi los tetapi pedagang acapkali tetap membandel.

Ada mereka yang membuka lapak gerai ponsel bekas di antara pedagang sayur. Ada juga yang menjajakan ikan air tawar di samping penjual makanan ringan. Di sela-sela tepian penjual ikan ada juga dijajakan aneka bebuahan hasil alam Lembah Baliem. Jika dilihat akan terasa semrawut dan tidak teratur, tetapi bagi mereka adalah hal yang biasa dan bagi para turis adalah hal yang unik.

Biasanya orang-orang berbelanja ke pasar akan berpakaian ala kadarnya yang penting sopan. Pasar adalah tempat yang bau, becek, dan kotor sehingga sangat sayang mengenakan pakaian yang bagus.

Di Jibama juga demikian, tetapi acap kali ditemukan beberapa pengunjung pasar mengenakan pakaian kebesaran mereka. Jangan membayangkan mereka mengenakan jubah, mahkota, dan perhiasan yang mentereng, tetapi pakaian besar yang dimaksud adalah yang dikenalkan oleh Suku Dani.

Di Suku Dani pakaian kebesaran sangat berbeda, karena justru mereka tidak mengenakan pakaian. Bagi kamu lelaki mereka hanya mengenakan koteka untuk menutup kemaluannya, kepala dengan topi dari bulu-bulu kasuari atau unggas lainnya dan hidung dicocok dengan hiasan dua buah taring babi yang disatukan pangkalnya.

Tidak lupa mereka akan membawa noken, yakni tas dari rajutan serat-serat kulit pohon. Sedangkan kaum perempuan hanya mengenakan pakaian untuk menutupi bawahannya saja dan mereka bertelanjang dada ada juga yang sudah mengenakan pakaian lengkap walau masih sangat sederhana. Inilah keunikan Pasar Jibama yang menyedot banyak turis untuk mendatanginya, walau tidak bertransaksi tetapi mereka benar-benar akan menikmati keunikannya. (Dhanang Dhave)

Baca kisah selengkapnya di Kompasiana: "Pasar Jibama, Arena Transaksi Sekaligus Sosialita Ketemu Sodara"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com