Membangun Destinasi Wisata Lewat Acara Olahraga

JAKARTA, KOMPAS.com – Macam-macam saja alasan orang berkunjung ke suatu tempat. Salah satunya ialah karena adanya acara olahraga yang menjadi agenda rutin tiap tahun. Lihat saja saat sebuah negara menjadi tuan rumah gelaran olahraga dunia seperi Olympic, banyak wisatawan berbondong-bondong untuk datang ke negara tersebut.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ndang Mawardi, Direktur Inspiro yang juga merupakan perusahaan yang bermitra dengan Kementerian Pariwisata dalam menggelar beberapa acara olahraga. Menurutnya, alasan tersebut seharusnya juga diperhatikan jeli karena dapat menjadi peluang yang baik untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) lebih banyak lagi. Apalagi mengingat target kunjungan wisman hingga 2019 nanti ialah sebanyak 20 juta.

“Indonesia sudah punya acara-acara olahraga rutin, kita bisa mengembangkannya dengan fokus membangun destinasi wisata di sekitar lokasi acara tersebut. Kita juga dapat promosi destinasi lewat acara tersebut,” ungkapnya saat acara Indonesia MICE Outlook, Kamis (11/12/2014).

Ada beberapa acara olahraga yang menjadi gelaran rutin dan mampu mendatangkan banyak wisman. Sebut saja Tour de Singkarak yang sudah memasuki tahun keenam, Banyuwangi Tour de Ijen yang memasuki tahun ketiga, Bintan Triathlon memasuki tahun kedua, Musi Triboatton, dan banyak lagi.

“Acara ini tak sembarangan diselenggarakan, perlu persiapan matang apalagi kalau tujuannya adalah acara rutin tahunan. Kerap kali, acara olahraga seperti ini dapat menjadi parameter baik atau tidaknya infrastruktur di daerah tersebut. Lihat saja Tour de Singkarak yang saat ini sudah menaungi 18 kabupaten. Kabupaten-kabupaten yang dilewati punya standar, yaitu minimal sudah memiliki hotel bintang 3,” paparnya.

KOMPAS.COM/VITALIS YOGI TRISNA Ribuan peserta mengikuti Jakarta Marathon 2013 di Jalan Silang Timur, Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (27/10/2013). Jakarta Marathon 2013 diikuti oleh sekitar 10.000 peserta yang terdiri dari dalam maupun luar negeri dengan total hadiah sebesar 2,5 miliar rupiah.

Melirik Jakarta, Ndang juga menjelaskan bahwa gelaran olahraga di Jakarta tak bisa dibilang sedikit. “Di Jakarta saja sudah banyak acara-acara rutin olahraga seperti Jakarta Marathon, Bajak Jakarta, Colour Run dan lain-lain. Wisman datang mengincar hadiahnya atau hanya ingin senang-senang, setelahnya dapat kita arahkan agar mereka dapat menikmati destinasi wisata di Indonesia,” tambahnya lagi.

Potensi mendatangkan wisman tentu tak cukup dengan hanya gelaran acara olahraga, menurut Ndang ada tiga hal yang harus dipersiapkan agar Indonesia dapat membangun destinasi lewat acara-acara olahraga. “Pertama bidding team, kedua infrastruktur yang harus dipersiapkan, dan ketiga event regular. Tentu saja, kita harus komitmen dengan gelaran tersebut agar ada keberlanjutan,” urainya.

Ndang juga mengajak pengunjung untuk berkontemplasi, melihat negara contoh yang sudah mampu mandiri karena fasilitas olahraga. “Lihat Cyprus, negara ini tak besar tapi ia mampu membangun destinasi lewat ketertarikan wisatawan terhadap olahraga. Cyprus tak pernah menjadi tuan rumah gelaran olahraga, tapi negara ini punya semua fasilitas olahraga secara lengkap sampai akhirnya ia mampu menjadi destinasi olahraga terbaik. Kini lihat, mereka yang ingin ikut olimpiade pasti latihannya ke Cyprus,” tuturnya.

Ia juga memotivasi bahwa Indonesia mampu menjadi sport tourism. “Saat ini acara olahraga sedang membidik Asia, Indonesia bahkan selangkah lebih maju karena 2018 mendatang kita resmi jadi tuan rumah Asian Games. Jangan pernah putus bermimpi untuk menjadi destinasi olahraga, saya yakin Indonesia mampu,” tutupnya.