Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Rimba Suka, Ndolu, dan Mbengan di Bumi Flores

Kompas.com - 04/01/2015, 11:09 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

DUA Desa di Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur menyimpan keunikan alam. Keunikan alam itu berada di dalam kawasan hutan tutupan Pong Suka (Hutan Suka), Pong Ndolu (Hutan Ndolu) dan Pong Mbengan (Hutan Mbengan).

Kompas.com, Jumat (26/12/2014) dan Minggu (28/12/2014) menyusuri keunikan alam yang masih diwariskan leluhur dari berbagai suku di dua desa tersebut. Dua Desa itu adalah Desa Ranakolong dan Desa Mbengan.

Pertama-tama, Kompas.com mengumpulkan berbagai cerita lisan dari warga masyarakat tentang keunikan alam di kawasan hutan tutupan tersebut. Sambil menghabiskan masa liburan bersama dengan keluarga untuk merayakan Natal dan Tahun Baru. Saya meluangkan waktu untuk menikmati angin segar di hutan serta mengabadikan keunikan alam di Hutan Mbengan, Suka dan Ndolu.

Pada hari Jumat (26/12/2014) di sela-sela ritual adat untuk mensyukuri kelahiran anak, saya bersama dengan seorang guru Sekolah Dasar, Fransiskus Fulla dan warga Desa Ranakolong, Basilius Simus dan anaknya, Arin sebagai penunjuk jalan ke bekas kampung Tua dari Suku Suka di Pong Suka.

Berangkat dari rumah Fransiskus Ndolu melintasi Kantor Desa Ranakolong dan melewati perkebunan warga dengan berbagai jenis tanaman holtikultura, seperti kakao, cengkeh, kemiri, bahkan tanaman jagung sedang bertumbuh. Kami melintasi pinggiran hutan untuk menuju ke tempat Batu Megalitik yang diakui sebagai Compang Suku Suka pada zaman dahulu. Batu bulat yang sangat besar sebagai tempat persembahan dari Suku Suka kepada leluhur pada zaman dulu. Bahkan, Pong Suka atau Hutan Suka sebagai kampung pertama dari Suku Suka.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Watu Compang atau Batu Compang bekas kampung tua dari Suku Suka di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Fransiskus Fulla, Pong Suka atau Hutan Suka adalah kampung pertama Suku Suka sebelum tersebar di seluruh Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur).

“Saya selalu mendengarkan cerita dan kisah dari leluhur dan orangtua serta warga Suku Suka tentang Pong Suka sebagai kampung pertama dari Suku Suka. Dalam cerita lisan yang terus dituturkan tentang Pong Suka dengan berbagai bukti sejarah di dalamnya. Bukti sejarah yang kuat adalah Watu Compang atau batu berbentuk bulat sebagai tempat persembahan kepada leluhur serta pohon beringin Raksasa. Nenek moyang orang Manggarai Raya selalu menanam pohon beringin sebagai bukti sejarah,” jelasnya.

Watu Compang Pong Suka

Warga Suku Suka selalu mengenal dan mengetahui Watu Compang atau Batu Compang berbentuk bulat besar sebagai tempat persembahan sesajian kepada leluhur. Ribuan tahun silam, leluhur warga Suka mampu membuat Compang dengan batu-batu besar.
Namun, sebagaimana dilihat langsung oleh Kompas.com, batu itu sudah ditutupi berbagai tumbuh-tumbuhan serta daun-daun dari pohon-pohon disekitarnya sehingga tidak terawat dengan baik. Kalau tidak diperhatikan maka bukti sejarah itu akan hilang bersama dengan waktu.

Selain itu, ada pohon beringin raksasa yang tumbuh disekitar Batu Compang itu. Itu membuktikan bahwa pada zaman dulu ada perkampungan di tempat tersebut. Selain ada mata air sebagai tempat warga Suku Suka menimba air. Sampai sekarang mata air itu masih mengalir.

Waesadong

Mata air Waesadong berada di tengah hutan Suka. Mata air ini sebagai tempat warga Suku Suka pada zaman dulu menimba air minum bersih. Uniknya, mata air ini muncul dari batu cadas berbentuk kuali. Bahkan untuk menimbanya harus menggunakan tempurung kelapa. Bahkan pada musim kemarau mata air Waesadong tidak pernah kering, sehingga warga di Kampung Waekolong, Kampung Mesi saat musim kemarau menimba air minum di mata air Waesadong.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Mata air Waesadong berada di tengah Hutan Suka, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Basilius Simus, warga Desa Ranakolong, yang mendampingi Kompas.com, Jumat (26/12/2014), mengatakan, saat musim kemarau selama kurang lebih enam bulan sepanjang 2014, warga menimba air bersih di mata air Waesadong karena debit air leding untuk warga Waekolong dan Mesi di Desa Ranakolong sangat kecil.

“Kami selalu menimba air minum di mata air Waesadong saat musim kemarau bahkan kami mengambil air di mata air ini untuk memberikan ternak sapi, kerbau dan kuda. Mata air Waesadong ini sangat unik karena mata airnya muncul dari batu cadas. Ini juga membuktikan bahwa di kawasan Hutan Suka pernah ada perkampungan,” jelasnya.

Pada Minggu (28/12/2014), Kompas.com, ditemani tokoh masyarakat Desa Ranakolong, Aleksius Jala, Basilius Simus, mahasiswa Unwira Kupang Antonius Ndoen, siswa SMK Negeri Labuan Bajo An Ngapan dan siswa SMAN Kota Komba Hendrikus Kapang kembali menyusuri kawasan hutan tutupan Suka, Mbengan dan Ndolu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Travel Tips
Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Hotel Story
 'Dubai, Anda Siap?': Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

"Dubai, Anda Siap?": Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

Travel Update
Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com