Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Hutan Amazon di Singapura

Kompas.com - 16/03/2015, 19:35 WIB
HUTAN merupakan tempat kebaikan dan kebajikan tanpa batas tempat ia tidak menuntut pamrih dan kemurahan hati dari aktivitas yang dihasilkannya (pangan). Ia memberikan perlindungan kepada semua makhluk, menawarkan keteduhan, bahkan bagi para perambah yang berniat menghancurkannya sekalipun.

Ungkapan sang Buddha, Siddhartha Gautama, 500 SM itu terpampang di sebuah sudut kawasan hutan di Singapore Zoo yang melakukan konservasi satwa-satwa langka dilindungi. Wildlife Reserves Singapore Private Limited sebagai pengelola berharap paparan filosofis faktual itu bisa menginspirasi para pengunjung untuk mengapresiasi, memahami, dan menjaga kelestarian alam dan satwa langka di dunia yang sebagian besar terancam punah.

Banyak satwa terancam kehidupannya karena hutan sebagai habitatnya dieksploitasi, baik secara legal maupun ilegal. Eksploitasi alam yang tidak terkendali itu juga telah merusak ekosistem daerah aliran sungai yang di dalamnya terdapat beragam kehidupan. ”Karena itu, di sini kami melakukan konservasi, pendidikan, riset sekaligus rekreasi dan atraksi,” ujar kurator pendidikan Wildlife Reserves Singapore, Rekha KR Nair.

Fungsi rekreasi dan atraksi yang mengundang banyak pengunjung dan menimbulkan dampak finansial menghasilkan dana yang didedikasikan untuk konservasi, pendidikan, dan riset. Namun, ada juga sejumlah filantrop perorangan yang menjadi bapak angkat dari binatang-binatang langka yang pengelolaannya diberikan kepada Wildlife Reserves Singapore.

Salah satu atraksi alam liar itu adalah ekspedisi jelajah sungai menelusuri replika Sungai Amazon. Di Wild Amazonia, pengunjung dapat mengetahui dan memahami sungai terbesar di dunia itu melalui tiga pertunjukan utama, yakni Amazon River Quest, Squirrel Monkey Forest, dan Amazon Flooded Forest, atau memahami hutan alam pasang surut akibat banjir Sungai Amazon pada musim hujan.

Di Amazon River Quest, pengunjung dapat menumpang perahu untuk berkeliling dan berinteraksi mendekati 30 spesies binatang asli yang hidup di sepanjang tepian sungai. Spesies itu meliputi jaguar, tapir brasil, capybara, dan anteater raksasa.

Hutan hujan tropis

Dari petualangan dengan perahu, para pengunjung bisa menapak masuk ke Squirrel Monkey Forest dan bersentuhan dengan monyet lucu dan cerdas yang bergerak di antara pohon yang dibangun seperti di habitat aslinya. Di Amazon Flooded Forest para pengunjung dapat berkeliling di kedalaman wilayah perairan dengan pemandangan multilevel untuk menyaksikan keindahan dan keanehan ekosistem bawah air.

Di dalamnya terdapat ruang air yang menjadi rumah bagi ikan-ikan bergigi setajam pisau silet, yaitu piranha, dan berang-berang sungai raksasa. River Safari ini adalah taman pertama di Asia yang menampilkan berang-berang sungai raksasa yang berbahaya, binatang terbesar di dunia yang ukuran tingginya bisa mencapai 1,8 meter dari hidung hingga ekor. Binatang ini sering diburu karena keunikan bulunya. Raksasa sungai tersebut kini menjadi berang-berang paling langka di dunia.

Pusat Amazon Flooded Forest adalah pertunjukan akuatik raksasa di hutan hujan Amerika Selatan yang terendam setiap tahun selama musim hujan ketika air sungai naik hingga 30-40 kaki. Di sini, habitat alam dibuat seperti aslinya, tempat manatees, arapaimas, dan binatang-binatang air Amazon lain berenang di antara pohon-pohon besar. Terdapat lebih dari 18 spesies binatang asli yang ditampilkan dalam pertunjukan akuatik ini.

Kekayaan dunia

Sebesar 60-65 persen hutan hujan tropis Amazon seluas 6,7 juta kilometer persegi berada di Brasil. Hutan itu adalah separuh paru-paru dunia, ”rumah” ribuan spesies dan keragaman hayati yang sangat penting bagi keberlanjutan kehidupan.

Amazon juga merupakan sumber penghidupan sekitar 191,2 juta penduduk Brasil dan menghasilkan 8.295 dollar AS produk domestik bruto per kapita per tahun—yang berarti masuk kelompok pendapatan menengah—pada 2008. Namun, hutan itu seperti halnya hutan tropis di Indonesia, memiliki sejarah perusakan yang panjang.

Hutan hujan tropis merupakan rumah dan persembunyian terakhir bagi kekayaan hayati dunia yang unik. Diyakini, hutan tropis di dunia diperkirakan mampu menyerap sekitar 100 miliar ton karbon, setara dua kali jumlah karbon di atmosfer. Pengurangan deforestasi karena konservasi dan pengelolaan hutan berkelanjutan diyakini membawa manfaat klimatik.

”Kami mengajak para pihak, termasuk pengelola kebun binatang di seluruh dunia, untuk duduk bersama dan berupaya menyelamatkan satwa-satwa yang hampir punah akibat habitatnya hilang,” ujar Rekha KR Nair. (Dedi Muhtadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com