Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelam, Pilih "Scuba Diving" atau "Free Diving"?

Kompas.com - 01/05/2015, 15:28 WIB
Mentari Chairunisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berencana mengunjungi wisata bahari saat liburan nanti? Menyelam mungkin bisa dijadikan salah satu aktivitas yang harus dilakukan. Selain bisa mengeksplor keindahan bawah laut, menyelam juga bisa membuat seseorang dapat mengeksplor dirinya lebih jauh lagi.

“Jika mau mengeksplor laut, melihat ikan juga karang pilih scuba diving. Tapi jika kamu lebih ingin mengeksplor diri, temukan sesuatu tentang dirimu, that’s all about free diving,” jelas instruktur free dive AIDA, Oli Christen kepada KompasTravel, di Jakarta, Kamis (30/4/2015).

Meskipun terlihat serupa dengan scuba diving, namun kedua teknik penyelaman ini sesungguhnya berbeda. Free diving merupakan aktivitas menyelam tanpa menggunakan alat bantu pernapasan. Sedangkan scuba diving menggunakan alat bantu pernapasan dan beberapa perlengkapan lainnya.

Less gear, no compressor, lebih cepat untuk bergerak,” tambah Oli.

Para peserta free diving akan diikat dengan sebuah tali tambang guna mencegah mereka tidak menyelam terlalu jauh. Tak hanya itu, adanya tambang itu juga membantu para penyelam untuk tidak menyentuh atau menginjak karang. Sebab, lanjut Oli, panjang tambang yang digunakan selalu lebih pendek dibanding kedalaman menyelam.

Sementara untuk kedalaman selam, terdapat beberapa tahapan sesuai dengan kemampuan penyelam. Bagi pemula, kedalaman maksimum menurut Oli adalah 20 meter, tidak lebih. Sementara untuk tahap selanjutnya bisa 30 meter hingga 40 meter maksimum. Durasi penyelaman pun juga berbeda-beda.

“Durasinya singkat, 40 atau 45 detik, 1 menit maksimum. Di kedalaman 20 meter bisa 1 menit,“ tambah Oli.

Sama halnya dengan scuba diving, sebelum melakukan free diving diwajibkan untuk mengikuti pelatihan terlebih dahulu. Pelatihan ini guna melatih pernapasan saat akan menyelam tanpa bantuan tabung oksigen. Selain itu, peserta free diving juga harus memiliki kemampuan untuk berenang. Untuk lokasi penyelaman juga serupa antara scuba diving dan free diving.

“Spotnya sebenarnya sama dengan scuba. Hanya saja paling standar itu 15 meter. Jangan terlalu dalam dan jangan terlalu dangkal. Di Bali ada Tulamben dengan kedalaman 9 meter, mudah untuk diakses, it’s perfect,” ungkap Oli sekaligus menyebut Tulamben sebagai tempat favoritnya di Indonesia.

Meskipun memiliki kesamaan dan perbedaan masing-masing, namun free diving diklaim dapat memberikan sensasi tersendiri di bawah air yang tidak bisa didapat saat melakukan scuba diving. Menurut Oli, free diving merupakan kegiatan relaksasi di bawah air sekaligus melatih pernapasan. Sepakat dengan Oli, salah seorang penyelam yang gemar free diving, Nicole Heidenreich, juga membenarkan hal itu.

Menurut Nicole, saat menyelam dengan scuba diving akan terdengar suara napas dan muncul gelembung-gelembung udara. Namun, ketika free diving yang didengar hanya kesunyian, tidak ada bunyi dari alat bantu pernapasan, dan penyelam juga bisa mendengar suara karang.

“It’s really different, with free diving you can get the beauty of silent, it's meditate underwater,” pungkas Nicole.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com