Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow... Ogoh-ogoh Menggoyang Tong-Tong Fair di Belanda

Kompas.com - 29/05/2015, 17:09 WIB
KOMPAS.com - Untuk pertama kali dalam sejarah Tong-Tong Fair Den Haag Belanda, digelar  parade ogoh-ogoh Bali pada tanggal 27 Mei 2015. Ogoh-Ogoh diarak mengelilingi ruas jalan  area pintu utama Taman Malieveld, Den Haag membidik warga masyarakat yang melintas jalan utama Koningskade berseberangan dengan Stasiun Central  Den Haag.  

Sebagai ikon unik dalam festival ini, 35 orang warga masyarakat Bali yang tergabung dalam komunitas masyarakat Bali "Banjar Suka Duka Belanda" serentak bersemangat mengusung salah satu keunikan budaya Bali yaitu Ogoh-Ogoh. Diringi dengan gamelan bleganjur menghentak ritme ritmis suara cengceng (cymba) agar menarik minat masyarakat setempat menghadiri Tong Tong Fair edisi yang ke-57 tahun ini.

MADE AGUS WARDANA Warga Bali yang tergabung dalam komunitas Banjar Suka Duka Belanda menampilkan ogoh-ogoh pada Tong-Tong Fair di Den Haag, Belanda pada tanggal 27 Mei 2015. Tong-Tong Fair berlangsung selama 12 hari dari 27 Mei sampai 7 Juni 2015.
Ogoh-ogoh tersebut khusus didatangkan dari KBRI Brussel, Belgia yang merupakan hasil karya I Wayan Candra asal Sesetan, Denpasar. Ogoh-ogoh tersebut berupa Arjuna Memanah yang menggambarkan sosok ksatria yang tangguh. Sosok ini dipilih sebagai upaya membangun semangat anak-anak muda untuk tetap tangguh menghadapi berbagai tantangan dikemudian hari. Kemudian Dewi Saraswati, sebagai simbul ilmu pengetahuan yang dijadikan tuntunan hidup umat manusia di dunia ini.

Kehadiran ogoh-ogoh ini menjadi pusat perhatian warga sekitar sehingga dengan mudah menjadi daya tarik  Tong-Tong Fair yang berlangsung selama 12 hari dari tanggal 27 Mei sampai 7 Juni 2015.
Menurut Aranud Kokosky Deforchaux (Artistik Direktur Tong-Tong Fair) bahwa ogoh-ogoh ini mempromosikan sisi kreatif anak muda Bali yang memperkaya kebudayaan Indonesia di luar negeri. "Ini sebuah sejarah baru di negeri Belanda," ujar Arnaud yang juga pandai menari Bali.

MADE AGUS WARDANA Penampilan Janger dan Genjek oleh warga Bali yang tergabung dalam komunitas Banjar Suka Duka Belanda di Panggung Utama Tong-Tong Podium. Tong-Tong Fair berlangsung selama 12 hari dari 27 Mei sampai 7 Juni 2015.
Koran Belanda, The Telegraph edisi 28 Mei 2015 mempublikasikan  foto ogoh-ogoh pada  halaman 17, menyampaikan informasi terkait tentang Tong-Tong Fair yang diadakan di lapangan Malieveld  selama 12 hari dengan jumlah pengunjung 100.000 orang lebih pada tahun lalu.

Di samping parade Ogoh-Ogoh oleh Komunitas Banjar Suka Duka Belanda ini, dipertunjukan pula kesenian Bali lainnya seperti pelestarian gending Bali sekar alit/dolanan seperti Ongkek-Ongkek Ongkir, Gending Merah Putih, tari Pendet, suling kreatif, Janger dan Genjek di Panggung Utama Tong-Tong Podium.

ARSIP ARJANTI SOSROHADIKOESOEMO Penampilan suling kreatif oleh warga Bali yang tergabung dalam komunitas Banjar Suka Duka Belanda di Panggung Utama Tong-Tong Podium. Tong-Tong Fair berlangsung selama 12 hari dari 27 Mei sampai 7 Juni 2015.
Dalam suling kreatif ditampilkan suling Bali oleh Made Agus Wardana seniman Bali yang tinggal Belgia diiringi oleh band Gentlements's Groove sebuah grup Band Belanda pendatang baru yang merupakan gabungan musisi Belanda pengagum Indonesia.

Tong-Tong Fair

Tong-Tong Fair pertama kali diadakan tahun 1959. Pada awalnya bernama "Pasar Malam Besar".  Sejak tahun 2009 Pasar Malam Besar berubah nama menjadi Tong-Tong Fair. Tong-Tong Fair adalah Festival Eurasia terbesar di dunia yang memamerkan produk budaya, pameran foto, buku-buku, workshop, kuliner dan pertunjukan kesenian. Harga tiket dewasa Hari biasa 13,50 Euro sedangkan weekend 16,50 Euro. Kegiatan ini dipusatkan di Malieveld yang hanya berjarak 200 meter dari Stasiun Central Den Haag.

MADE AGUS WARDANA Ogoh-ogoh dengan latar belakang Kota Den Haag, di Belanda. Warga Bali yang tergabung dalam komunitas Banjar Suka Duka Belanda menampilkan ogoh-ogoh pada Tong-Tong Fair di Den Haag tanggal 27 Mei 2015. Tong-Tong Fair berlangsung dari 27 Mei sampai 7 Juni 2015.
Kegiatan ini bertujuan mengikat ‘rasa’ warga indo/blasteran, mempertemukan mereka dalam sebuah ikatan budaya antara warga Belanda dan Indonesia.  Selain itu, kegiatan ini mendorong pelestarian Budaya Hindia Eurasia dan memperluas pemahaman sejarahnya. Memahami perisitiwa demi peristiwa yang terjalin berabad-abad, mempertemukan mereka sesama Indo/blasteran kemudian membangun sebuah koneksi budaya campuran yang melahirkan kedekatan emosional antara Indonesia dan Belanda. (MADE AGUS WARDANA, tinggal di Belgia)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com