Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunta, Pulau Menawan yang Ditinggalkan Penghuninya

Kompas.com - 20/07/2015, 15:03 WIB
KOMPAS.com - Mulanya, Pulau Bunta adalah sebuah pemukiman warga. Namun, pulau ini ditinggal penghuninya usai disapu badai tsunami penghujung 2004 silam. Pulau ini mampu mewakili paras nusantara, sebuah negara kepulauan.

Pulau Bunta masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar. Usai ditinggal penghuninya, pulau ini dijadikan kebun oleh para pemilik lahan yang kemudian hijrah ke Kota Banda Aceh.

Kelapa yang menjadi tumbuhan khas hutan tropis menjadi populasi terbesar. Sementara daratannya sendiri dikelilingi pantai berkarang dengan air sejernih cermin.

“Pulau Bunta masih sangat alami dan asri. Meski pun pulau ini banyak ditumbuhi kelapa, tapi uniknya tak ada monyet, tupai, ataupun ular,” terang Herli Nurdiansyah.

Pemuda yang akab disapa Ayi ini memang penggemar traveling. Ia dan kawan-kawannya sudah beberapa kali ke pulau ini. Tak hanya sebagai traveler, tetapi ia juga kerap memandu pelancong.

Jika berangkat dari Kota Banda Aceh, wisatawan bisa menyeberang ke Pulau Bunta melalui Desa Ujong Pancu, Kecamatan Peukan Bada. Alternatifnya adalah kapal nelayan berkapasitas 15-20 orang. Pemilik kapal mematok tarif Rp 700.000 untuk sekali berlayar. Perjalanan laut tersebut memakan waktu sekitar 45 menit.

Mengingat kapal yang digunakan berukuran kecil, maka kondisi cuaca menjadi pertimbangan sebelum berlayar. Ditambah lagi perairan tersebut merupakan tempat pertemuan arus.

Berkemah

Pulau Bunta direkomendasikan bagi para backpacker. Tempat ini sering dijadikan lokasi berkemah para pecinta alam. Alam yang asri dan menawan dengan suasana tenang yang melingkupinya, menjadi alasan para pelancong datang dan kemudian ingin berkunjung lagi dan lagi. Namun karena tempat ini merupakan pulau tak berpenghuni, maka logistik dan tenda masuk dalam barang bawaan ‘wajib’.

Kapal nelayan berlayar setiap harinya ke Pulau Bunta dengan durasi tergantung permintaan. Setelah merapat ke dermaga, tinggal berjalan kaki selama 20 menit menyusuri bibir pantai yang berkarang. Pohon ketapang adalah lokasi favorit para backpacker.

Di sini adalah titik yang tepat untuk melepas pandang menatap Pulau Bate dan Pulau Nasi yang juga masuk dalam gugusan pulau kecil di ujung Pulau Sumatera. Dari tempat ini, Anda juga bisa menatap paras Kota Banda Aceh yang semakin berseri.

Selain berkemah di pinggir pantai, jangan lewatkan kesempatan melakukan aktivitas snorkeling. Meskipun tak sekaya wisata bawah laut Sabang, namun jika beruntung Anda bisa melihat lobster yanng konon hanya ada di perairan Simeuleu, Aceh. Kerang-kerangan dan hiu juga menjadi penghuni pantai Pulau Bunta.

Anda hanya membutuhkan waktu seharian untuk berkeliling pulau kecil yang sudah ditinggal penghuninya ini. Selain berkemah dan snorkeling, pilihan lainnya adalah menyusuri jalan menuju mercusuar.

Perjalanan sekitar 30 menit itu terasa menyenangkan lantaran jalannya yang menanjak dan menurun diapit oleh batuan alam yang membujur di sisi jalan. Dari lokasi mercusuar, Anda bisa melepas pandang menatap Samudera Hindia yang biru membentang. Di sini terdapat 2 unit rumah petugas mercusuar yang karena tugasnya menetap di pulau kecil ini.

Sementara jejak pemukiman penduduk yang hanya menyisakan 17 kepala keluarga usai diterjang tsunami bisa dilihat dari rumah-rumah yang kini beralih fungsi menjadi pondok perkebunan kelapa. Pulau Bunta mewakili sekeping paras nuasantara, eksotisme negeri zamrud khatulistiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Batu Jonggol Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Lokasi

Gunung Batu Jonggol Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Lokasi

Jalan Jalan
Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

Travel Update
5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

Travel Tips
Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Travel Update
4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

Travel Tips
KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Travel Update
Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Travel Tips
Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com