”Untuk pelayaran perintis yang merupakan penugasan dari pemerintah, di tahap awal kami berikan ke Pelni. Namun, akan kami nilai, apabila tidak mampu mencapai SPM (standar pelayanan minimum), penugasan ini akan kami lelang ke pelayaran swasta. Apabila ternyata pelayaran negeri tidak juga mampu mencapai SPM, lelang akan dibuka untuk pelayaran internasional. Pemenang lelang yang akan mendapatkan subsidi dari pemerintah,” tutur Jonan saat membuka Rapat Umum Anggota Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) di Jakarta, Kamis (20/8/2015).
Menurut Jonan, pembukaan lelang untuk pelayaran asing akan melanggar asas kabotase, yang melarang pelayaran asing melakukan bisnis di perairan Indonesia, yang diterapkan sejak tahun 2005.
”Keputusan ini memang akan melanggar asas kabotase. Tetapi, kita harus melihat kepentingan yang lebih luas. SPM itu untuk menjaga keselamatan di angkutan laut dalam melayani masyarakat di daerah-daerah yang selama ini tidak terjangkau secara reguler,” ujar Jonan.
Dalam kesempatan tersebut, Jonan juga menantang pelaku usaha pelayaran untuk terjun ke kapal pesiar. ”Selama ini pengusaha pelayaran lebih tertarik untuk mengangkut barang. Padahal, angkutan penumpang dan pariwisata juga perlu dilirik. Apalagi saat ini pemerintah sedang menggalakkan wisata bahari,” katanya.
Jonan kembali mengingatkan, apabila pengusaha pelayaran tidak tertarik untuk menjalankan kapal pesiar, pemerintah akan mengundang pelayaran asing untuk menyediakan kapal pesiar. ”Pelabuhan juga harus membuat dan mengoperasikan terminal penumpang dengan baik agar wisatawan nyaman,” lanjutnya.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan akan mempertimbangkan usulan pemerintah tersebut. ”Usulannya baik, tetapi saat ini situasi ekonomi global masih sulit,” ucapnya.
Namun, Carmelita mengatakan, INSA akan mengembangkan kapal pesiar apabila didukung dengan infrastruktur yang memadai, serta pendukung sektor pariwisata, seperti hotel dan destinasi wisata untuk menarik wisatawan.
”Akan lebih bagus hasilnya jika dibarengi dengan pembangunan hotel di daerah-daerah yang akan disinggahi kapal pesiar. Mungkin kapal itu bisa dijadikan hotel. Tetapi, kalau bisa, di daerah sandar bisa disediakan hotel yang nyaman,” ujar Carmelita. (ARN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.