Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedih, Bunga Bangkai di Kebun Raya Bogor Tak Kunjung Mekar

Kompas.com - 05/02/2016, 16:05 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Di awal musim penghujan ini bunga bangkai di Kebun Raya Bogor belum juga menunjukan keindahannya. Menurut para peneliti, banyak yang menyebabkan bunga ini belum kunjung mekar, salah satunya nutrisi di alam yang belum tercukupi untuk mekar dan juga kondisi alam yang kian tercemar.

“Bunga bangkai tidak memiliki siklus pasti kapan dia mekar, tapi di musim penghujan biasanya mereka akan mendapatkan banyak nutrisi untuk tumbuh dan mekar. Bunga ini memerlukan banyak energi, jika energinya tidak tercukupi bunga tersebut memilih untuk istirahat atau fase dorman,” ujar Yuzammi, sebagai peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) khusus bunga bangkai, saat ditemui KompasTravel di Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor, Kamis (4/2/2016).

Menurut Yuzammi, keadaan alam saat ini yang tidak menentu dan juga tercemarnya lingkungan sekitar merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perkembangan bunga bangkai. Hujan yang tidak menentu, lanjutnya, serta kemarau yang berkepanjangan membuat siklus hidupnya tidak menentu.

“Ketika kemarau atau lama tak diguyur hujan, bunga bangkai biasanya akan memilih untuk dorman atau tidur panjang mengisi kebutuhan energi untuk tumbuh dan mekar. Sedangkan saat hujan deras bunga ini senang dengan tanah yang gembur. Cukup air tapi tidak mau yang berlebih hingga tergenang, karena akan mudah terserang jamur,” ujar Yuzammi.

Ia menjelaskan siklus hidup bunga bangkai sendiri memiliki dua fase sebelum dia dewasa. Pertama, dorman atau tidur panjang, saat keadaan ini bunga bangkai hanya berbentuk umbi di dalam tanah, tidak terlihat dari permukaan tanah.

Lalu setelah itu ia akan keluar terlihat seperti pepohonan biasa, seperti pohon mangga. Setelah dewasa baru dari umbi tersebut tumbuh bunga besar yang indah ketika mekar. Sedangkan waktu mekarnya hanya sekitar tiga hari sampai dengan satu minggu.

Ia menambahkan bahwa unsur tanah pun sangat diperhatikan oleh tanaman ini, ketika air tanah di Kebun Raya banyak terkena limbah pabrik dan pasar, maka bukan nutrisi yang diserap oleh tumbuhan ini. Namun, jika di hutan yang jauh dari polusi udara, air, dan tanah, siklus hidupnya masih bisa teratur, juga lebih banyak nutrisi yang didapatkan.

Peneliti mengeluhkan beberapa tahun belakangan saat cuaca sendiri mulai tidak beraturan bunga bangkai dan raflesia pun sulit untuk diprediksi. Bahkan di tahun 2014 dari banyaknya bunga bangkai di Kebun Raya Bogor, tidak ada satupun yang mekar.

“Biasanya tahun-tahun lalu saat cuaca masih normal itu jarak antara dorman dan berbunga sekitar dua sampai empat tahun. Terkadang kemarau yang berkepanjangan, contohnya pada 2014 pernah tidak ada yang mekar sama sekali, tapi pernah juga dalam satu tahun mekar sampai dua-tiga bunga. Ini juga salah satunya disebabkan oleh polusi yang disebabkan manusia,” ujarnya.

Kebun Raya Bogor sendiri memiliki sekitar 10 jenis bunga bangkai endemik Sumatra, diantaranya titanum, gigas, moeleri, dan variabilis. Jenis terbanyak berasal dari hutan tropis di Bengkulu. Selain itu pernah ditemukan juga di hutan Jmbi, dan Padang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com