Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontakan di Republik Jengkol

Kompas.com - 21/04/2016, 10:15 WIB

Oleh SARIE FEBRIANE, M HILMI FAIQ, & HARIS FIRDAUS
 
RIWAYAT jengkol memikul paradoks yang menggelikan. Ia kerap dinista dan dicintai diam-diam. Martabatnya direndahkan, menjadi aib bagi kelas elite. Sang jengkol akhirnya memberontak, lalu mendirikan Republik Jengkol.

Matahari siang itu tengah garang-garang- nya bersinar di langit Cililitan, Jakarta Timur. Sebuah warung makan sederhana mulai dipenuhi pengunjung yang kegerahan dengan peluh bercucuran. Di muka warung itu salah satu dinding dihiasi tulisan: ”Sensasi Makan Jengkol Enak dan Tidak Bau. Enggeh. Republik Jengkol”.

Inilah warung makan yang menamai dirinya Republik Jengkol. Di RJ, begitu singkatan populernya, menu yang berdaulat adalah jengkol, dengan segala olahannya yang revolusioner. Sebut saja tongseng jengkol, jengkol lada hitam, nasi goreng jengkol, sampai pasta jengkol!

Hebatnya, tak tercium bau menyengat dari semua olahan jengkol itu. Tiada jejak bau tertinggal di ruang mulut seusai bersantap. ”Saya berani jamin, pipis pun nanti tak akan bau,” kata Fatoni (46), pemilik RJ.

Jengkol olahan Fatoni cukup menakjubkan. Kehebatannya adalah pada ketiadaan aroma menyengat, tetapi tetap mempertahankan kelegitan dan kepulenan daging si jengkol.

Fatoni tidak ragu berbagi rahasia. Jengkol yang telah direndam air semalaman dimasak dengan aneka rempah, antara lain jahe, serai, lengkuas, daun salam, dan daun jeruk. Hasilnya, musnahlah baunya.

Apa yang membuatnya dengan gagah percaya diri mendirikan warung khusus jengkol ini? ”Saya ingin menaikkan martabat jengkol. Biar saja ditertawakan, tetapi saya yakin sebenarnya banyak yang diam-diam suka. Jadi, saya ingin mengembalikan martabat jengkol ini kepada rakyat. Re artinya kembali, publik adalah rakyat. Jadilah Republik Jengkol,” kata Fatoni, yang di kartu namanya mempredikati diri sebagai Presiden Republik Jengkol.

KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ Jargon jengkolisme di D'Jengkol Kapeh Restoh, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/4/2016).
Keyakinannya terbukti. Tanpa perlu waktu lama, sejak berdiri 2012, RJ mereguk pelanggan dari berbagai kalangan, dari rakyat jelata sampai pesohor. Pada akhir pekan, ia menghabiskan 25 kilogram jengkol, sementara pada hari biasa 15 kg jengkol per hari.

Namun, menurut Fatoni, yang pernah 15 tahun berkarier sebagai ilustrator di agensi periklanan ini, orang tampaknya lebih nyaman memesan melalui telepon. Setelah selesai dimasak, jengkol pun lalu dijemput dengan jasa kurir atau ojek dalam jaringan (daring).

Hina

Kepercayaan diri jengkol juga merambah di Bandung, Jawa Barat. Tahun 2014, Gunarsah mendirikan D’Jengkol Kapeh Restoh, kafe khusus jengkol. Coba simak tagline restoran ini: ”Tempatnya Jengkol Bermartabat”.

”Jengkol itu kesannya hina banget. Padahal, harganya pernah lebih mahal daripada daging. Artinya, dia banyak diburu konsumen. Itu saja menunjukkan bahwa jengkol punya tempat di hati banyak orang,” ujar Gunarsah (43).

Banyak penikmat jengkol mengambil sikap mendua; doyan dan memuji cita rasa jengkol, tetapi enggan dianggap sebagai penyuka jengkol. Alasannya, antara lain, jengkol identik dengan aroma tidak sedap. Aroma inilah yang kemudian bagaikan dosa asal sang jengkol. Apakah dosa itu bisa dihapus? Ternyata bisa.

Gunarsah mempunyai resep dan teknik tersendiri. Dia merendam jengkol selama 1 jam dengan air jeruk. Setiap 20 menit sekali, air jeruk itu diganti dengan air jeruk baru. Sim salabim, hilang baunya. Supaya empuk, ia merebus jengkol selama sekitar 1 jam.

Baik Gunarsah maupun Fatoni bersaksi, jengkol berkualitas bagus yang menjadi favoritnya adalah jengkol asal Jepara, Jawa Tengah. Bentuknya bulat wungkul tidak gepeng, legit, tidak ada sentilan pahit, dan mudah hilang baunya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com