Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penting, Pertolongan Pertama Saat Teman Mendaki Terkena Hipotermia

Kompas.com - 01/06/2016, 09:07 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hipotermia bisa terjadi di mana saja, termasuk wilayah tropis seperti Indonesia. Pelajari pertolongan pertama jika teman mendaki Anda terkena gejala hipotermia.

Hipotermia bisa berujung fatal, termasuk kematian. Oleh karena itu ada baiknya mengenali gejala-gejala hipotermia serta melakukan pertolongan pertama.

Hipotermia adalah kondisi ketika suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 derajat Celcius. Suhu dalam ini berbeda dengan suhu luar atau suhu kulit.

Suhu tubuh normal adalah 36,5-37,5 derajat Celcius. Saat kurang dari itu, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh.

"Harus segera dilakukan pertolongan pertama jika ada yang terkena gejala hipotermia," tutur Adi Seno, pendaki gunung senior dari Mapala UI sekaligus pemanjat tebing kenamaan Indonesia kepada KompasTravel, Senin (30/5/2016).

Hipotermia bisa diklasifikasikan sebagai ringan, sedang, dan berat. Hipotermia ringan terjadi bila suhu dalam tubuh berkisar 34-36 derajat Celcius. Hipotermia sedang terjadi bila suhu dalam tubuh antara 30-34 derajat Celcius. Terakhir, hipotermia tergolong berat bila suhu dalam tubuh kurang dari 30 derajat Celcius.

Adi Seno menuturkan, beberapa gejala hipotermia antara lain tidak berhenti menggigil, halusinasi, juga muntah-muntah. Oleh karena itu, harus segera dinaikkan suhu tubuhnya. 

"Dengan cara mengganti pakaian basah dengan yang kering, kemudian membalutnya dengan selimut atau sleeping bag. Sebisa mungkin satu orang ada yang menghantarkan panas tubuhnya ke orang tersebut," paparnya.

Saat menggigil mulai berkurang, 'pasien' bisa diberi minum air putih hangat dan makanan hangat. Inilah cara termudah untuk mengantisipasi hipotermia ringan. Namun jika ia mengalami hipotermia sedang atau berat, harus dilakukan perawatan khusus di rumah sakit berupa rewarming atau peningkatan kembali suhu tubuh.

Penyebab hipotermia bisa beragam. Selain suhu dan ketinggian, bisa jadi karena pendaki mengenakan baju basah saat tidur atau ketika tidak ada asupan makanan.

" Yang paling fatal sebetulnya jika tidak makan," lanjut Adi Seno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com