JAKARTA, KOMPAS.com - Rekor kunjungan wisatawan Australia pada bulan Juni yang tercatat terbanyak sepanjang sejarah dianggap akan membawa dampak positif bagi Indonesia. Hal itu akan merangsang wisatawan mancanegara asal Amerika dan Eropa berkunjung ke Indonesia.
"Australia ini menjadi barometer Amerika dan Eropa. Kalau orang Australia itu berani berbondong-bondong, pasti Amerika dan Eropa ikut," kata Chairman PATA Indonesia Chapter Setyono Djuandi Darmono kepada KompasTravel setelah acara jumpa pers PATA Travel Mart di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta, Kamis (11/8/2016).
(BACA: Rekor! Geser Selandia Baru, Wisatawan Australia Pilih Berlibur ke Indonesia)
Data statistik yang dirilis Kedutaan Besar Australia mencatat terdapat 116.000 wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia. Jumlah tersebut lebih tinggi dari bulan apa pun dalam sejarah.
"(Statistik tersebut) Sangat menguntungkan buat Indonesia. Mereka (Australia, Eropa, Amerika) itu kan punya persamaan ideologi politik, warna kulit, dan agama. Satu sistem (yang dianut)," jelasnya.
Ia melanjutkan, pergerakan wisatawan dari Eropa sendiri diwakili oleh keberadaan Australia yang secara geografis berada paling dekat dengan Indonesia. Darmono menyebut, jika wisatawan Australia telah berani berkunjung ke Indonesia, maka negara Eropa dan Amerika akan ikut berkunjung.
"Anak-anak Indonesia belajar bahasa Inggris. Kulinernya disesuaikan dengan kebutuhan orang barat," jelasnya.
Dalam statistik yang dirilis, wisatawan Australia memilih Indonesia dan mengalahkan Selandia Baru sebagai tujuan tujuan berlibur. Sebelumnya, destinasi tujuan wisata wisatawan Australia adalah Selandia Baru.
Bali merupakan pilihan paling populer Australia. Namun, selain itu wisatawan Australia juga berkunjung ke tempat lain dalam jumlah yang semakin besar serta beragam seperti Bintan dan Flores.
Selama berlibur di Indonesia, wisatawan Australia tinggal lebih lama di Indonesia dibandingkan dengan wisatawan lain. Wisatawan Australia rata-rata tinggal lebih dari sembilan malam.
“Pariwisata dan pendidikan mendorong persahabatan yang lestari, yang merupakan batu penjuru hubungan kedua negara kita. Seiring dengan berkembangnya infrastruktur pariwisata Indonesia, saya yakin semakin banyak warga Australia akan berkunjung ke Indonesia,” ujar Grigson.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.