JAYAPURA, KOMPAS - Papua Barat memiliki dua kawasan wisata strategis, yaitu Manokwari dan Sorong Raya. Namun, hanya kawasan Sorong Raya, terutama Raja Ampat, yang terus berkembang.
Pengembangan kawasan lainnya terkendala minimnya kesadaran pemangku kebijakan untuk mengembangkan sarana infrastruktur dan membuka akses transportasi yang memadai.
Kawasan Manokwari meliputi Kabupaten Manokwari, Pegunungan Arfak, Teluk Wondama, hingga Kaimana. Adapun kawasan Sorong Raya meliputi wilayah Sorong, Tambrauw, hingga Raja Ampat.
Kepala Dinas Pariwisata Papua Barat Edi Sumawarto saat dihubungi dari Jayapura, Senin (19/9/2016), mengatakan, meningkatnya kawasan wisata bahari di Sorong Raya karena tingginya kesadaran pemerintah daerah setempat mengembangkan infrastruktur seperti penginapan serta akses transportasi laut dan udara.
”Pada tahun 2007, jumlah kunjungan wisatawan ke Raja Ampat hanya 900 orang. Hingga akhir tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan telah meningkat hingga (menjadi) 40.000 orang. Faktor keberhasilan ini karena inisiatif pemda dan warga yang ingin mengembangkan sektor pariwisata,” kata Edi.
Penginapan
Edi mencontohkan Kabupaten Pegunungan Arfak yang memiliki potensi wisata kampung tradisional Suku Arfak, penangkaran kupu-kupu jenis langka, dan panorama alam yang cocok untuk wisata petualangan alam. Namun, sayang, belum ada penginapan yang memadai di sana.
Teluk Wondama juga memiliki kawasan wisata yang sangat potensial, yakni Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Namun, tempat penginapan di sana hanya berada di pusat kota di Wasior.
”Hingga akhir tahun lalu, sebanyak 60.000 orang mengunjungi Manokwari. Akan tetapi, 70 persen dari 60.000 orang itu bukanlah wisatawan. Mereka hanya terlibat dalam aktivitas kerja dan bisnis,” kata Edi.
Charles Toto, salah satu pegiat bisnis pemandu wisata di Papua dan Papua Barat berpendapat, pemerintah tak perlu membangun infrastruktur yang berstandar tinggi untuk wisatawan.
”Pemerintah hanya perlu rumah tradisional milik warga yang layak bagi wisatawan seperti di kawasan wisata Desa Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur,” katanya.
Ia menilai, promosi destinasi wisata Papua Barat melalui pameran, di dalam maupun luar negeri, tidak efektif mendatangkan wisatawan.
Pembangunannya menggandeng investor swasta dengan nilai investasi Rp 180 miliar. Progres penataan kawasan itu sudah 20 persen dan ditargetkan selesai paling lama 2019. (flo/esa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.