BANDUNG, KOMPAS.com – Wangi kopi menyeruak ketika memasuki pintu atrium selatan Trans Studio Mal (TSM) Bandung. Wangi khas dari komoditas unggulan Jawa Barat (Jabar) ini membuat pengunjung mal saling melirik dan bertanya dari mana asal wangi kopi tersebut.
Rupanya, keharuman tersebut berasal dari West Java Coffee Festival 2016 yang digelar Jumat-Minggu (28-30 Oktober 2016). Kopi dari berbagai penjuru Jabar hadir dalam pameran tersebut. Mereka mengisi stan dan menyajikan kopi andalannya.
Setidaknya ada sembilan kopi unggulan Jawa Barat, di antaranya berasal dari Gunung Puntang, Malabar, dan Guntur. Kopi-kopi tersebut dikenal dengan sebutan Java Preanger.
“Kopi asal Jabar sudah terkenal sejak zaman dulu, terutama di begara-negara Eropa,” tuturnya.
Bahkan kopi-kopi tersebut memenangkan Specialty Coffee Association of America Expo di Atlanta, Amerika Serikat. Dari 20 sample kopi dunia dengan nilai tertinggi, enam di antaranya dari Jabar. Yakni Gunung Puntang (yang dikembangkan Ayi Sutedja, juara umum), Mekar Wangi (Wildan, peringkat kedua), Malabar Honey (Slamet P, posisi keempat), Java Cibeber (Asep, urutan ke-9); West Java Pasundan Honey (Dedi Gunung Tilu, ke-11); Andungsari (Wildan, ke-17).
Namun, walau kopi di Jabar sangat berkualitas, tingkat konsumsi masyarakat terhadap kopi masih rendah. Oleh karena itu petani lebih banyak mengekspor kopi berkualitas ke luar negeri. Untuk mendekatkan kopi berkualitas pada masyarakat, digelarlah pameran tersebut.
“Minumlah kopi yang digiling bukan yang digunting (kopi sachet),” tutur Heryawan sambil mengatakan ada kebiasaan aneh di Indonesia, produk berkualitas dijual ke luar, yang dikonsumsi malah produk yang kurang bagus.
Heryawan mengungkapkan, minum kopi yang asli dengan baik dan benar bermanfaat bagi kesehatan. Karena kopi mengandung anti oksidan yang dapat menghilangkan zat-zat kotor dalam tubuh. Dengan minum kopi yang baik, tanpa disertai gula, akan berkhasiat meluruskan syaraf-syaraf.
“Apalagi dengan meminum kopi asal Jawa Barat. Bahkan kopi juga bisa menghaluskan kulit,” imbuhnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar, Hening Widiatmoko memiliki aroma yang khas. Aroma inilah yang sangat disukai penikmat kopi luar negeri. Hening menjelaskan, kopi Jabar menjadi salah satu komoditi primadona penopang ekonomi.
Festival kopi Jawa Barat ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong pengembangan perdagangan, promosi industrialisasi olahan berbasis kopi lokal Jabar yang unggul dan berpotensi.
“Dengan harapan, masyarakat memahami dan mencintai kopi,” tuturnya.
Selain merasakan kekhasan aroma kopi dan menikmati rasanya, pengunjung akan disuguhi dengan cara membuat kopi yang benar. Pengunjung pun bisa berdiskusi dan menggali informasi tentang kopi berkualitas. Salah satu pengunjung, Rahmalia mengaku sengaja datang ke TSM untuk mengunjungi festival kopi tersebut.
“Saya pecinta kopi. Buat saya kopi bukan hanya minuman ataupun gaya hidup, tapi kehidupan itu sendiri,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.