Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lebih Dekat Berbagai Cara Pengolahan Kopi di Dunia

Kompas.com - 20/01/2017, 22:15 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia

Penulis

TAKENGON, KOMPAS.com - Proses mengolah kopi kian berkembang di setiap belahan dunia. Dalam perkembangannya negara-negara penghasil kopi seperti Brasil, Kolombia, Kostarika, Yaman, Ethiopia, Guatemala, Hawaii, Kenya, hingga Indonesia terus meningkatkan kualitas dan cita rasa dengan cara melakukan eksperimen dalam memproses kopi.

Demikian dikatakan Joka Syauta yang merupakan Experienced Cupper dan Senior Roast Master dari Takengon, Aceh Tengah, Aceh, terdapat beberapa cara memproses kopi yang berkembang hingga saat ini. Seperti fully washes, semi wash dan honey.

"Fully washes sama dengan gabah shocking atau fragmentasi dengan air bersih dalam jangka waktu tertentu," kata Syauta kepada KompasTravel, Rabu (19/1/2017).

(BACA: Tren 2017, Kedai Artisan Kopi Akan Menjamur)

Sementara semi washes yang saat ini dipakai di Sumatera (Gayo dan Mandailing) dengan fragmentasi menggunakan media karung dan bak dimaknai juga fragmentasi tank. "Cara ini memakan waktu delapan sampai sepuluh jam. Setelah itu dicuci bersih untuk kemudian dijemur," katanya.

Ia memaparkan, kadar air lebih kurang 40-45 persen, dilanjutkan dengan huller atau direbus untuk memisahkan cangkang atau kulit tanduk dari biji kopi. Kemudian dijemur kembali hingga kadar air mencapai 12 atau 13 persen. "Proses ini biasa digunakan di Dataran Tinggi Gayo dan Mandailing," terang Syauta.

(BACA: Perjalanan Panjang Biji Kopi hingga ke Cangkir Anda)

Berikutnya adalah honey process, yaitu dengan pemilihan cherry merah yang kemudian pelepasan kulit merah dari biji kopi. Gabah yang masih berlendir dijemur sampai kadar air 11 hingga 12 persen.

"Setelah itu dilakukan proses pelepasan kulit cangkang dengan biji kopi yang sudah berkadar air 11 atau 11 persen. Proses ini akrab disebut dry hull," ungkap Syauta, yang sudah akrab dalam dunia kopi sejak 1980-an.

Proses selanjutnya dikenal dengan natural process atau sun dried. Pengolahan ini dilakukan dengan cara pemilihan petik merah dan langsung dijemur sampai kadar air mencapai 11 hingga 12 persen.

Kemudian cherry merah yang sudah mencapai kadar air tersebut di-huller atau direbus. Pada saat ini kopi dengan natural process berkembang dan digemari oleh konsumen kopi di Asia, termasuk Indonesia.

"Proses ini membuat profil kopi lebih kaya dengan cita rasanya, baik dalam cita rasa yang positif maupun negatif, " kata Syauta.

Meski demikian, untuk menjaga kualitas rasa, maka diperlukan kontrol yang lebih dalam mengolah kopi baik dengan proses fully washes, semi wash maupun honey process dan natural process.

"Fully wash process lebih dikenal di negara Amerika dan Eropa, sementara produsen kopi di negara-negara Afrika lebih mengenal dried process atau natural process," ungkap Syauta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com