Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/05/2017, 12:01 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menelusuri sejarah di kawasan selatan Yogyakarta seolah tak ada habisnya. Salah satu peninggalan purbakala yang masih bisa dinikmati ialah Bengawan Solo Purba.

Sungai terpanjang di Jawa ini saat ini berhulu di Wonogiri dan bermuara di Gresik Surabaya. Jarang masyarakat yang mengetahui jika pada masa purba jutaan tahun lalu, Bengawan Solo Purba bermuara ke pantai Selatan Gunungkidul, yakni Pantai Sadeng, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul.

Perubahan aliran sungai ini karena adanya pengangkatan tektonik. Jejak Bengawan Solo Purba adalah jajaran perbukitan karst yang kini masuk sebagai Geopark Gunung Sewu Network oleh UNESCO pada tahun 2015 pada konfrensi Asia Pasific Global Network di Sanin, Kaigan, Jepang.

Dari pantauan akhir pekan lalu, lembah sungai Bengawan Solo Purba yang tepat berada pinggir jalan menuju Pantai Sadeng tampak asri dengan di dasarnya terdapat tanaman perkebunan warga.

Dinas Pariwisata Gunungkidul berencana membuat lokasi menjadi obyek wisata minat khusus bidang pendidikan. Sebab, di sekitar wilayah Kecamatan Girisubo dan Rongkop banyak lokasi yang bisa dijadikan penelitian ataupun pelajaran sejarah mengenai kehidupan purbakala.

"Untuk aliran Bengawan Solo Purba yang bermuara di Pantai Sadeng tengah kita upayakan untuk menjadi wisata edukasi," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono Senin (22/5/2017).

Wisata edukasi bisa memanfaatkan papan yang sudah terpasang, dan melalui literatur yang ada terkait perkembangan pembentukan Pulau Jawa.

Pada zaman Tersier sekitar kala Meiosen, lempeng Australia masuk ke dalam lempeng Eurasia, dan membuntuk zona penunjaman. Hal ini mengakibatkan lempeng Eurasia naik ke permukaan, dan mengangkat dasar laut ke permukaan.

Salah satunya yang masih bisa dilihat ialah kawasan Gunung Sewu, yang membentang dari Kabupaten Gunungkidul, DIY; Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah; sampai Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Pengangkatan ini mengakibatkan berubahnya aliran Bengawan Solo Purba dan menyisakan bekas aliran sepanjang 30 km, dan membentuk cekungan di beberapa titik.

"Di sana bisa digunakan penelitian, tidak hanya di Bengawan Solo Purba, tak jauh dari lokasi juga ada Goa Braholo yang dihuni manusia purba. Sangat menarik jika ingin belajar mengenai kehidupan pra sejarah," ujarnya.

Menurut Hary saat ini di lokasi sudah ada papan informasi mengenai sejarah dan itu bisa digunakan untuk awal informasi. "Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak desa untuk pengembangan dan menjaga ekosistem di sana agar tidak rusak," katanya.

Sementara Kepala Desa Pucung, Bambang Untara mengatakan saat ini dasar Bengawan Solo Purba masih sebatas digunakan untuk pertanian. Ke depan pihaknya ingin lokasi yang subur tersebut digunakan untuk kebun buah.

Menurut Bambang, pihaknya sudah berdiskusi dengan pemkab dan Dinas Perkebunan DIY. "Kami masih punya mimpi ini karena wilayah tersebut sangat potensial untuk wisata kebun buah," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

100 Juta Warga China Akan Berwisata pada 2024, Indonesia Akan Jemput Bola

100 Juta Warga China Akan Berwisata pada 2024, Indonesia Akan Jemput Bola

Travel Update
Sejarah Waduk Jatigede di Sumedang, Waduk Terbesar Kedua di Indonesia

Sejarah Waduk Jatigede di Sumedang, Waduk Terbesar Kedua di Indonesia

Jalan Jalan
Promo Fly Thru Indonesia Air Asia Jelang Lebaran 2024, Jakarta-Perth Mulai Rp 990.000 an

Promo Fly Thru Indonesia Air Asia Jelang Lebaran 2024, Jakarta-Perth Mulai Rp 990.000 an

Travel Update
Kepulauan Galapagos yang Punya Satwa Unik, Ada Kura-kura Raksasa

Kepulauan Galapagos yang Punya Satwa Unik, Ada Kura-kura Raksasa

Jalan Jalan
Khusus Agen Travel, Ada Diskon Tiket Kereta Api 30 Persen Saat Libur Lebaran 2024

Khusus Agen Travel, Ada Diskon Tiket Kereta Api 30 Persen Saat Libur Lebaran 2024

Travel Update
Jelang Mudik Lebaran 2024, KAI Waspadai Daerah Rawan Bencana

Jelang Mudik Lebaran 2024, KAI Waspadai Daerah Rawan Bencana

Travel Update
Tren 'Revenge Travel' Turun Drastis pada 2024

Tren "Revenge Travel" Turun Drastis pada 2024

Travel Update
5 Penginapan di Berastagi dengan Suasana Pegunungan

5 Penginapan di Berastagi dengan Suasana Pegunungan

Hotel Story
6 Negara Termurah untuk Dikunjungi Para Traveler

6 Negara Termurah untuk Dikunjungi Para Traveler

Jalan Jalan
Wahana dan Aktivitas Seru di Lembah Nirwana Kendal

Wahana dan Aktivitas Seru di Lembah Nirwana Kendal

Jalan Jalan
Dispar Bali Minta Wisatawan dan Agen Perjalanan Waspada Cuaca Ekstrem 

Dispar Bali Minta Wisatawan dan Agen Perjalanan Waspada Cuaca Ekstrem 

Travel Update
Lembah Nirwana Kendal: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Lembah Nirwana Kendal: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
KAI Optimis Dorong 4,2 Juta Pergerakan ke Jakarta pada Libur Lebaran 2024

KAI Optimis Dorong 4,2 Juta Pergerakan ke Jakarta pada Libur Lebaran 2024

Travel Update
6 Tips Tidur di Pesawat Jarak Jauh, Pastikan Nyaman dan Nyenyak

6 Tips Tidur di Pesawat Jarak Jauh, Pastikan Nyaman dan Nyenyak

Travel Tips
Wisatawan Bisa Main Kano di Kali Sipon Tangerang Setiap Akhir Pekan

Wisatawan Bisa Main Kano di Kali Sipon Tangerang Setiap Akhir Pekan

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com