Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Seren Tahun di Lereng Ceremai

Kompas.com - 19/09/2017, 16:21 WIB

KOMPAS.com - Pagi itu di Desa Cisantana ratusan warga bersiap membawa hasil bumi mereka ke pemuka adat di Cagar Budaya Nasional Bale Paseban Tri Panca Tunggal, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

(BACA: Turis Belgia Kagumi Alam dan Budaya di Flores)

Puncak Seren Taun Cigugur Kuningan yang jatuh pada 22 Rayagung 1950 Saka Sunda, diwarnai serangkaian prosesi yang dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen kepada Sang Pencipta.

Prosesi Seren Taun telah ada sejak zaman Sunda kuno yang awalnya sebagai simbol penghormatan kepada Nyi Pohaci Sanghyang Asri, seorang Dewi Padi pada kepercayaan Sunda kuno.ANTARA FOTO/DEDHEZ ANGGARA Prosesi Seren Taun telah ada sejak zaman Sunda kuno yang awalnya sebagai simbol penghormatan kepada Nyi Pohaci Sanghyang Asri, seorang Dewi Padi pada kepercayaan Sunda kuno.
Acara puncak diawali dengan iring-iringan warga desa dengan pakaian adat membawa hasil bumi dan padi ke Bale Paseban.

(BACA: Jokowi Akan Pakai Baju Adat Sunda di Karnaval Kemerdekaan 2017)

Selanjutnya disambut penampilan Tari Buyung yang ditampilkan para penari dengan membawa kendi di atas kepala dan kaki memijak kendi air.

Prosesi Seren Taun telah ada sejak zaman Sunda kuno yang awalnya sebagai simbol penghormatan kepada Nyi Pohaci Sanghyang Asri, seorang Dewi Padi pada kepercayaan Sunda kuno.ANTARA FOTO/DEDHEZ ANGGARA Prosesi Seren Taun telah ada sejak zaman Sunda kuno yang awalnya sebagai simbol penghormatan kepada Nyi Pohaci Sanghyang Asri, seorang Dewi Padi pada kepercayaan Sunda kuno.
Tarian ini menggambarkan makna di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Sebagai manusia harus selalu menghormati dan menghargai norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

(BACA: Dibuai Pesona Alam yang Asri, Mampirlah ke Kuningan)

Pentas seni kemudian dilanjutkan oleh penampilan Angklung Buncis, yang melambangkan rasa hormat kepada padi dengan harapan mendapatkan panen yang berlimpah dalam panen tahun berikutnya.

Prosesi Seren Taun telah ada sejak zaman Sunda kuno yang awalnya sebagai simbol penghormatan kepada Nyi Pohaci Sanghyang Asri, seorang Dewi Padi pada kepercayaan Sunda kuno.ANTARA FOTO/DEDHEZ ANGGARA Prosesi Seren Taun telah ada sejak zaman Sunda kuno yang awalnya sebagai simbol penghormatan kepada Nyi Pohaci Sanghyang Asri, seorang Dewi Padi pada kepercayaan Sunda kuno.
Pada prosesi puncaknya, ribuan masyarakat menumbuk padi secara bersamaan di Lumbung Paseban sebagai pemupuk sikap gotong royong serta simbol pemersatu berbagai masyarakat adat.

Prosesi Seren Taun telah ada sejak zaman Sunda kuno yang awalnya sebagai simbol penghormatan kepada Nyi Pohaci Sanghyang Asri, seorang Dewi Padi pada kepercayaan Sunda kuno.

Prosesi Seren Taun telah ada sejak zaman Sunda kuno yang awalnya sebagai simbol penghormatan kepada Nyi Pohaci Sanghyang Asri, seorang Dewi Padi pada kepercayaan Sunda kuno.ANTARA FOTO/DEDHEZ ANGGARA Prosesi Seren Taun telah ada sejak zaman Sunda kuno yang awalnya sebagai simbol penghormatan kepada Nyi Pohaci Sanghyang Asri, seorang Dewi Padi pada kepercayaan Sunda kuno.
Nyi Pohaci Sanghyang Asri dipercayai sebagai dewi pembawa kesuburan serta kemakmuran di ranah mitologi Sunda kuno.

Hingga kini acara Seren Taun terus dilestarikan, sebagai bentuk budaya adat warisan leluhur yang masih berkembang di masyarakat Sunda.

Prosesi Seren Taun telah ada sejak zaman Sunda kuno yang awalnya sebagai simbol penghormatan kepada Nyi Pohaci Sanghyang Asri, seorang Dewi Padi pada kepercayaan Sunda kuno.ANTARA FOTO/DEDHEZ ANGGARA Prosesi Seren Taun telah ada sejak zaman Sunda kuno yang awalnya sebagai simbol penghormatan kepada Nyi Pohaci Sanghyang Asri, seorang Dewi Padi pada kepercayaan Sunda kuno.
Sebagai salah satu kegiatan budaya, Seren Taun telah menjadi salah satu kegiatan yang menarik bagi wisatawan, terutama yang ingin lebih mengerti lebih dekat dengan kebudayaan Sunda. (DEDHEZ ANGGARA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com