Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Harimau Jawa Masih Ada?

Kompas.com - 26/09/2017, 22:02 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Indonesia merupakan negeri kaya yang memiliki banyak satwa endemik. Badak Jawa, Badak Sumatera, Gajah Sumatera, tarsius, Elang Bondol, dan komodo adalah beberapa di antaranya.

Harimau Jawa atau Phantera Tigris Sondaica juga merupakan jenis harimau yang hanya ada di Indonesia.

Sekitar tahun 1970 hewan gagah penjaga rima Jawa ini diduga punah. Pada 1989, harimau jawa resmi dinyatakan punah oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Harimau Jawa menyusul Harimau Bali yang sudah punah terlebih dahulu pada masa kolonial.

Oleh karena itu, kemunculan satwa kucing besar mirip Harimau Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), pada 25 Agustus 2017 mengundang banyak perhatian peneliti juga masyarakat luas.

BACA: 4 Nama Badak Baru di TN Ujung Kulon dan Cerita di Baliknya

Kucing besar tersebut ditemukan sedang memakan banteng mati di areal Padang Pengembalaan Cidaon, TNUK, Pandeglang, Banten. Banyak pihak yang berspekulasi dari hasil foto kamera pocket dan video sepanjang 36 detik tersebut. Ada yang yakin dengan bukti loreng di badannya, ada pula yang meragukan karena besar tubuhnya yang seperti macan (phantera pardus).

Kepala Taman Nasional Ujung Kulon, Mamat Rachmat sangat berharap jika benar itu Harimau Jawa, dan masih ada habitatnya di kawasan TNUK. Jika benar adanya, menurut Rahmat Indonesia khususnya TNUK dan Pandeglang akan sangat bangga dan bersyukur salah satu satwa langka dunia kembali hadir di Indonesia setelah puluhan tahun.

"Kita masih terus menunggu hasil lab, dan investigasi lainnya ke depan. Tapi tentu sangat berharap keberadaan harimau itu masih jadi kekayaan alam Indonesia," ungkapnya saat ditemui dalam rangkaian Hari Badak Dunia di TNUK, Sabtu (23/9/2017).

Menyoal hasil riset LIPI tahun 1989 yang mengumumkan kepunahan Harimau Jawa, Rahmat menjelaskan yang dimaksud "kepunahan" tersebut.

"Punah dalam bahas konservasi itu bukan berarti nol individu. Kalimat punah itu dinyatakan jika satwa tersebut masih ada tapi tidak dimungkinkan lagi untuk berkembang biak, bisa jadi karena tidak diketahui jenis kelaminnya, atau ada 10 harimau dengan jenis kelamin yg sama," ungkapnya tegas.

BACA: Cocok untuk Akhir Pekan, Wisata Petualangan Tiga Hari di Ujung Kulon

Direktur Konservasi WWF, Arnold Sitompul, dalam acara yang sama berpendapat bahwa kemungkinannya sangat kecil jika masih ada Harimau Jawa. Tapi ia tidak menutup kemungkinan jika benar itu Harimau Jawa karena beberapa alasan.

"Predator di lokasi itu biasanya Macan Tutul (Panthera Pardus), Anjing Hutan (Cuon Alpinus), Macan Dahan (Neofelis Nebulosa), Luwak (Paradoxurus hermaphroditus) dan Kucing Hutan (Felis Bengalensis), tapi suhu udara saat ini begitu panas dan kering di sana. Ada kemungkinan kecil predator lain turun atau ke luar hutan untuk mencari sumber-sumber pakan lain," ujar Arnold.

Menurut beberapa polisi hutan TNUK, memang tidak hanya saat itu saja banteng mati oleh predator yang mirip harimau. Seminggu sebelumnya ada saksi yang melihat hewan serupa harimau, hanya tidak sempat menangkap gambarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Travel Update
Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Travel Update
5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

Jalan Jalan
Dorong Wisatawan Liburan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Gandeng Tasya Kamila Luncurkan TVC “Libur Telah Tiba”

Dorong Wisatawan Liburan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Gandeng Tasya Kamila Luncurkan TVC “Libur Telah Tiba”

Travel Update
Ada Diskon Traveloka hingga 68 Persen untuk Liburan Sekolah 2024

Ada Diskon Traveloka hingga 68 Persen untuk Liburan Sekolah 2024

Travel Update
Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

Travel Update
Digitalisasi Perizinan Event Disahkan Presiden Joko Widodo Hari Ini

Digitalisasi Perizinan Event Disahkan Presiden Joko Widodo Hari Ini

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com