Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia, Destinasi Selam Terbaik di Dunia

Kompas.com - 03/11/2017, 21:03 WIB
WIENDA PUTRI NOVIANTY

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia kembali raih predikat destinasi selam terbaik dunia untuk kedua kalinya secara berturut-turut oleh Dive Magazine. Dilansir dari situs DiveMagazine, Indonesia menyajikan spot wisata yang bervariasi dengan beragam habitat dan spesies biota laut.

Baca juga : Indonesia Sabet Dua Prestasi Bergengsi Versi Dive Magazine di London

Taman Nasional Bunaken dan Taman Nasional Wakatobi menang sebagai destinasi selam terbaik dunia. Polling dilanjutkan selama sebulan pada Oktober 2017 lalu. Ada tiga jenis kategori yang disodorkan ke voters untuk dipilih secara online. Yakni destinasi terbaik (best destination), dive center atau resor selam terbaik, serta liveaboards (kapal pesiar atau yacht untuk tinggal bagi wisatawan) terbaik.

Dari polling itu, Indonesia merajai 10 besar destinasi selam terbaik mengalahkan rival kelas berat seperti Filipina, Azires, Meksiko, Maldives, Mesir, Bahama, Thailand, Fiji dan Papua Nugini. Indonesia mengantongi 1.067 suara atau 11,45 persen dari total 9.399 suara.

Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara

Taman laut nasional yang dikenal dengan kecantikan dasar lautnya ini memiliki luas area lebih dari 75.000 hektar, 97 persen diisi oleh lautan termasuk Taman Laut Bunaken. Taman Laut Bunaken sendiri dikenal berlokasi di segitiga terumbu karang dunia.

Taman Laut Bunaken ini dikelilingi oleh lima pulau besar yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage, dan Pulau Naen yang secara keseluruhan memiliki 29 titik selam (dive spot).

Baca juga : Berkunjung ke Bunaken Tak Sulit, Ini Tipsnya...

Pulau Bunaken adalah salah satu pulau yang memiliki biodiversitas kelautan atau keanekaragaman hayati terbanyak di dunia. Sekitar 58 jenis terumbu karang dan 2.000 spesies ikan siap menghiasi pemandangan Anda selama menyelam di bawah laut Bunaken.

Ilustrasi menyelamDOK INDONESIA.TRAVEL Ilustrasi menyelam
Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara

Wakatobi ditetapkan sebagai taman laut pada 1996, dengan total area 1,39 juta hektar. Menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia menyangkut keanekaragaman hayati laut dan karangnya.

Keindahan dan kekayaan kawasan Taman Nasional Wakatobi sudah terkenal di mancanegara, terutama setelah Ekspedisi Wallacea dari Inggris pada tahun 1995 yang menyebutkan bahwa kawasan di Sulawesi Tenggara ini sangat kaya akan spesies koral.

Baca juga : Keindahan Wakatobi Membuat Penasaran Turis China

Bagaimana tidak, sebanyak 750 dari total 850 spesies koral yang ada di dunia hadir di Taman Nasional Wakatobi. Selain itu, keberadaan 25 gugusan terumbu karang dan kedalamannya menjadikan perairan di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi tempat yang ideal bagi berbagai jenis biota laut untuk tinggal, juga menjadikan penghuni laut di sini memiliki nilai estetika dan konservasi yang tinggi.

Tak ketinggalan, perairan Wakatobi sering kedatangan “tamu” setianya yaitu kan paus sperma (Physeter macrocephalus) dan ikan pari manta (Manta ray). Sebanyak 93 jenis ikan dan Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili juga meramaikan pemandangan cantik di bawah laut perairan Wakatobi.

Kekayaan biota laut ini tidak lain karena hamparan terumbu karang yang sangat luas di sepanjang perairan dengan topografi bawah laut yang berwarna-warni seperti bentuk slop, flat, drop-off, atoll, dan gua bawah air.

Penyelam menikmati keindahan bawah laut di Pantai Waha, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Jumat (24/6/2016). KOMPAS/HERU SRI KUMORO Penyelam menikmati keindahan bawah laut di Pantai Waha, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Jumat (24/6/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com