Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Wisata Petualangan Indonesia Terkendala, Ini Solusinya...

Kompas.com - 11/11/2017, 17:10 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bentang alam Indonesia yang kaya, seharusnya memiliki potensi wisata petualangan yang tinggi. Mulai puluhan gunung yang bisa didaki, hutan luas yang bisa dijelajahi, hingga sungai-sungai panjang yang menarik ditelusuri, membuktikan Indonesia bisa menjadi surga bagi wisata petualangan.

Namun, potensi wisata petualangan yang ada, nampaknya belum bisa dimaksimalkan oleh para pelakunya. Pelaku industri wisata petualangan, hingga pemerintah masih mengalami banyak kendala untuk jenis wisata minat khusus ini.

(Baca juga : Pecinta Caving, Coba Susur Goa Tersembunyi di Bogor Ini )

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Petualangan Kementerian Pariwisata, Amalia Yunita menyebutkan, kini porsi wisata petualangan masih 10 persen dari target pencapaian 20 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019 mendatang. Padahal, menurutnya dengan kekayaan alam yang melimpah ini, Indonesia bisa lebih baik dari berbagai negara yang terkenal wisata petualangannya.

 FGD Koordinasi Percepatan Pengembangan Wisata Petualangan di Jakarta, Kamis (9/11/2017).KOMPAS.com / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA FGD Koordinasi Percepatan Pengembangan Wisata Petualangan di Jakarta, Kamis (9/11/2017).
"Selama saya mengunjungi 30-an negara lebih untuk berwisata petualangan, tetap bentang alam Indonesia ini yang paling bagus dan potensial untuk wisata petualangan. Tapi memang kita selain kurang packaging juga masih banyak masalah di dalam," ujarnya kepada KompasTravel, Jumat (10/11/2017).

Ia mengatakan beberapa masalah sebenarnya bisa diselesaikan jika wisata petualangan memiliki wadah besar yang memayungi para pelaku wisata petualangan. Semisal untuk menentukan standar kualitas pemandu, menyelesaikan persaingan harga yang kurang sehat, hingga membantu pemasaran wisata ini.

(Baca juga : Menjajal Via Ferrata Tertinggi di Asia Tenggara)

Oleh karena itu dari Tim Percepatan Pengembangan Wisata Petualangan Kementerian Pariwisata, mengumpulkan para penggiat wisata petualangan guna membentuk satu asosiasi yang menaungi wisata petualangan. Badan nantinya selain berperan menyelesaian berbagai permasalahan internal para penggiat wisata, juga menjadi corong kerjasama dengan Kementerian Pariwisata.

Pada Jumat (10/11/2017), terbentuklah asosiasi tersebut yang membawahi asosiasi profesi pemandu dari berbagai sektor, tur dan operator wisata petualangan, industri alat petualangan, media, juga komunitas wisata petualangan. Asosiasi tersebut bernama Asosiasi Industri Wisata Petualangan Indonesia.

Diketuai Cahyo Alkantana, yang sebelumnya merupakan ketua tim percepatan, nantinya asosiasi ini akan menjadi alat penyelesaian berbagai masalah pariwisata petualangan. Mulai program sertifikasi, penentuan peraturan persaingan industri, juga membantu proses pemasaran destinasi wisata petualangan.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Mendaki Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, NTB. KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Mendaki Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, NTB.
"Ini penting sekali karena bisa mencukupi semua kekurangan wisata petualangan selama ini. Nomor satu kita akan coba dulu meningkatkan marketing internasional, bersinergi dengan kementerian pariwisata dalam berbagai pamerannya, termasuk acara B2B travel mart," ungkapnya setelah terpilih menjadi ketua di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta.

Ia mengimbau, ke depannya bagi para unsur yang termasuk kedalam penggiat wisata petualangan ini untuk menjadi anggota asosiasi. Hal itu, menurut Cahyo mendapat kemudahan dan bisa menyelesaikan permasalahan wisata petualangan di daerahnya bersama.

(Baca juga : Canyoning... Uji Nyalimu di Sini! )

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman yang turut hadir dalam pembukaan, berharap dengan asosiasi ini jumlah wisatawan penikmat petualangan pada tahun 2018 bisa dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

"Diharapkan pelaku yang sudah maju bisa mengajari yang baru (benchmarking), saling belajar dan bekerjasama lewat asosiasi ini. Bagi yang melayani wisata petualang ini juga bisa meningkatkan kapasitasnya, sehingga wisatawan puas dan kembali lagi," kata Dadang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com