Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Langkah Pulihkan Pariwisata Bali Pasca-erupsi Gunung Agung

Kompas.com - 22/12/2017, 17:00 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca ditetapkannya status "awas" Gunung Agung Bali, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali terus menurun. Industri pariwisata Bali sempat lumpuh sementara.

Untuk memulihkan pariwisata Bali, sekaligus mencapai target- kunjungan wisman, Kementerian Pariwisata dan beberapa asosiasi industri pariwisata melakukan empat langkah strategis.

Empat langkah tersebut disampaikan dalam Konferensi Pers Akhir Tahun, di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Kamis (22/12/2017).

Sejumlah wisatawan menyaksikan letusan Gunung Agung dari Pantai Jemeluk, Karangasem, Bali, Minggu (26/11/2017). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan telah terjadi letusan freatik kedua pada pukul 17.20 Wita yang disusul dengan semburan asap dan abu vulkanis hingga ketinggian 3.000 meter. ANTARA FOTO / NYOMAN BUDHIANA Sejumlah wisatawan menyaksikan letusan Gunung Agung dari Pantai Jemeluk, Karangasem, Bali, Minggu (26/11/2017). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan telah terjadi letusan freatik kedua pada pukul 17.20 Wita yang disusul dengan semburan asap dan abu vulkanis hingga ketinggian 3.000 meter.

1. Cabut travel warning

Salah satu yang amat berdampak terhadap penurunan wisman ke Bali ialah adanya travel warning dari beberapa negara.

Menpar Indonesia, Arif Yahya mengatakan telah bertemu Konsulat Jendral RRC di Bali, untuk minta mencabut travel warning-nya terhadap Indonesia.

"Kalau mau mencabut travel warning kita juga harus melihat diri sendiri. Mau ga mau harus mencabut juga level awasnya di Bali. Nah sekarang sudah diluruskan kalau Bali status normal, kecuali di radius tertentu," terangnya.

Para penumpang turun dari kapal penyeberangan dari Bali di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Rabu (29/11/2017)KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Para penumpang turun dari kapal penyeberangan dari Bali di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Rabu (29/11/2017)

2. Anggaran Rp 100 milyar untuk promosikan Bali

Mempromosikan Bali sebagai deatinasi yang aman dengan status "normal"nya dinilai menjadi salah satu solusi. Terlebih dengan beragam promo menarik yang bisa mengundang kembali wisatawan datang ke Bali.

"Kita anggarkan 100 milyar untuk promosi program tadi (Hot Deals), selama tiga bulan sepanjang recovery," terang Arief.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Tour dan Travel Agent (ASITA), Asnawi Bahar juga mengatakan telah mengistruksikan jajarannya untuk mempromosikan Hot Deals ke Bali, tak hanya untuk wisman. Ia percaya permintaan wisatawan nusantara (wisnus) juga besar untuk ke Bali di saat seperti ini.

"Minimnya wisatawan mancanegara sebenarnya bisa dicover dulu sama wisatawan domestik kita yang lebih berani ke Bali, lebih tau medan. Kita promosikan ke sana, dengan Hot Deals yang oke," tutur Asnawi Bahar, Ketua Umum ASITA, dalam kesempatan yang sama.

Wisatawan menikmati keindahan kawasan wisata Geopark Gunung Batur di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Rabu (4/10/2017). Banyak wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut merupakan wisatawan yang mengurungkan niatnya ke Gunung Agung di Karangasem.KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Wisatawan menikmati keindahan kawasan wisata Geopark Gunung Batur di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Rabu (4/10/2017). Banyak wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut merupakan wisatawan yang mengurungkan niatnya ke Gunung Agung di Karangasem.

3. Gerakan Ayo ke Bali

Asita juga menyiapkan gerakan kampanye #AyokeBali untuk mempromosikan kembali wisata Bali ke wisatawan nusantara dan mancanegara.

"Gerakan #AyokeBali akan kita launching minggu besok di Bali. Jadi semua klien kita undang, anggota ada 7000-an tour travel kita undang ke Bali untuk launching dan menyiapkan promo-promo ke Bali untuk di jual," jelas Asnawi.

Turis di Pantai Balangan, BaliKompas.com/Wahyu Adityo Prodjo Turis di Pantai Balangan, Bali

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com