Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiwul Basah di Gunungkidul Kini Jadi Terasa Renyah di Tangan Sandiko

Kompas.com - 05/02/2018, 22:15 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tiwul makanan yang terbuat dari gaplek atau ketela pohon dikeringkan merupakan makanan khas warga Gunungkidul, Yogyakarta. Biasanya tiwul digunakan sebagai pengganti nasi ataupun makanan ringan dengan campuran manis.

Namun di tangan Sandiko, warga Jeruksari, Wonosari, Gunungkidul, tiwul basah diubah menjadi stik tiwul dengan tidak mengubah rasa.

"Anak muda jaman sekarang tidak terlalu suka tiwul seperti dulu. Makanan utama khas Gunungkidul dulu kan gaplek, saya mau mengembangkan itu," kata Sandiko ditemui di rumahnya di jalan taman Bhakti, Wonosari, Minggu (4/2/2018).

Bahan yang dibuat untuk membuat stik sama seperti membuat tiwul pada umumnya. Perbedaannya membutuhkan pengeringan sinar matahari. Adonan tepung ketela ditambah air dan bumbu seperti bawang dan garam.

Selanjutnya diproses secara manual, dan dibentuk menjadi kerupuk. Proses pengeringan adonan ini murni menggunakan tenaga panas matahari.

Sandiko mengembangkannya sejak 10 tahun terakhir. Dengan inovasinya, akhirnya terciptalah stik tiwul yang bisa diterima oleh semua kalangan. Rasa renyah mirip kerupuk, karena setelah kering digoreng.

"Memang membuat stik tiwul tidak semudah membuat tiwul basah pada umumnya. Saya sudah mencoba mengajarkan pada ibu-ibu di beberapa desa sebagian besar belum bisa. Memang butuh ketelatenan," ucapnya.

Lantaran tidak semua orang bisa telaten membuat stik tiwul yang enak, tak banyak ditemui di toko oleh-oleh. Apalagi kondisi cuaca akhir-akhir ini yang terus diguyur hujan membuat adonan sulit kering.

"Saat ini paling setiap hari rata-rata satu sampai dua kilo saja," jelasnya.

Pemasaran dilakukan dengan dititipkan di toko oleh-oleh yang ada di sepanjang toko di Gunungkidul, dan dijual mandiri di rumahnya. Saat ini rasa pun hanya satu rasa gurih, dan tidak ditambah rasa lain.

"Saya tidak mau ada rasa lain, karena ingin mendapatkan rasa yang otentik tiwul. Saya juga membuat gatot dengan model stik,"ucapnya.

Salah seorang anaknya yang ikut memasarkan tiwul, Iyut Putri Sandi menambahkan, stik tiwul dan gatot dijual dengan harga Rp 10.000 sampai Rp 12.000 per bungkusnya. Tak hanya dijual ke Gunungkidul beberapa koleganya pun memesan untuk wilayah Kalimantan.

"Untuk pemasarannya memang hanya terbatas, karena produksi kami tidak banyak. Selain itu juga kami tidak menggunakan bahan pengawet,"ucapnya.

Sementara, salah seorang warga Wonosari, Kismaya, mengatakan dirinya membeli beberapa bungkus stik tiwul dan stik gatot untuk dikirim ke Jawa Timur.

"Kebetulan sudah membeli bakpia, dan stik ini untuk tambahan saja. Penasaran aja, selama ini kan tiwul hanya dibikin cemilan yang basah, dan ini dikemas secara menarik, dibikin stik digoreng, jadi punya cita rasa yang beda,"pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com