Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uniknya Tarian Khas Batang yang Diambil dari Kegiatan Petik Teh

Kompas.com - 04/05/2018, 09:10 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BATANG, KOMPAS.com - Selain kaya akan wisata alamnya, Kabupaten Batang, Jawa Tengah memiliki budaya unik, sebuah tarian yang terinspirasi dari aktivitas memetik teh.

Tari Petik Teh ini memang berkembang di kawasan yang terkenal dengan perkebunan tehnya, bahkan hingga Eropa, yaitu Pagilaran.

"Tari petik teh ditarikan oleh masyarakat asli sini (Pagilaran), sesuai lingkungan anak, yang memang hidup dari perkebunan teh," ujar Pusjiastuti Eri Susanti (48), pelatih Sanggar Tari Pagilaran.

Baca juga : Perjalanan Pagilaran, Kebun Teh Indonesia yang Terkenal di Mancanegara

Tarian ini biasa dipentaskan saat menyambut tamu spesial ke perkebunan teh, perlombaan, hingga festival kebudayaan di Batang dan beberapa tempat Jawa Tengah.

Uniknya setiap gerakan dalam tarian ini diambil dari aktivitas mengolah teh, mulai memetik hingga pengeringan.

Tarian petik teh yang ditampilkan oleh masyarakat Pagilaran, Jawa Tengah pada wisatawan, Rabu (2/5/2018)KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Tarian petik teh yang ditampilkan oleh masyarakat Pagilaran, Jawa Tengah pada wisatawan, Rabu (2/5/2018)
"Gerakan pertama itu menghampiri teman-temannya, lalu gerakan tawing-taweng atau gerakan mencari lokasi mana yang mau dipetik," kata Pujiastuti pada KompasTravel, saat dikunjungi Rabu (2/5/2018).

Baca juga : Serunya Menjelajah Kebun Teh Pagilaran Batang

Setelah itu ada gerakan jalan lenggang. Setelah para pemetik mendapat lokasi, mereka jalan melenggang ke lokasi dan langsung melakukan gerakan memetik teh.

Pujiastuti mengatakan terdapat perbedaan gerakan laki-laki dan perempuan, terlihat dari cara memetik tehnya.

"Kalau cewek petik tehnya pake gunting, sedangkan laki-laki pake mesin. Itu melambangkan proses modernisasi. Dulu metik teh masih manual, sekarang sudah ada yang pakai mesin," jelas Pujiastuti.

Baca juga : Napak Tilas di Kebun Teh Malabar  

Setelah dipetik, kemudian teh diangkat laki-laki ke gendongan perempuan sebagai simbol kerja sama dan kerukunan masyarakat di sini.

Gamelan, dalam tarian petik teh yang ditampilkan oleh masyarakat Pagilaran, Jawa Tengah pada wisatawan, Rabu (2/5/2018)KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Gamelan, dalam tarian petik teh yang ditampilkan oleh masyarakat Pagilaran, Jawa Tengah pada wisatawan, Rabu (2/5/2018)
Gerakan terakhir ialah kegiatan pelayuan teh, yang dikombinasikan dengan gerakan jaipongan, dan juga gimmick-gimmick lainnya sebagai kreasi.

"Saya membuat gerakan ini pada saat ada perlombaan 2013, langsung juara satu se kabupaten dan mewakili Kabupaten Batang ke tingkat provinsi," kata Pujiastuti.

Mnurut dia, tarian ini juga terpilih jadi pembuka Festival Internasional Borobudur 2017 di Magelang. Saat itu bersanding dengan perwakilan tarian negara Jepang, Thailand, dan lainnya.

Tarian ini bisa ditampilkan oleh lima orang, hingga 50 orang untuk penampilan kolosal. Penarinya pun mulai usia 10-45 tahun.

Latihan pun digelar rutin seminggu sekali di sanggar Pagilaran, sedangkan sebelum pentas bisa tiga kali seminggu.

Ke depan pementasan kesenian tari di Pagilaran akan dibawakan setiap minggu bagi wisatawan yang datang. Anda bisa melihatnya di panggung utama, di depan gedung pertemuan Pagilaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com