Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Tapau, Pembawa Rezeki nan Gurih dari Bengkulu Selatan

Kompas.com - 23/07/2018, 15:46 WIB
Firmansyah,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi


BENGKULU, KOMPAS.com - Asap merebak memedihkan mata dari perapian milik Titi Sumarti, warga RT 1, Kelurahan Pasar Bawah, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.

Di atas perapian terdapat perangkat alat pengasapan ikan. Siang itu terdapat 50 kilogram ikan laut siap diasap (tapau) oleh Titi dibantu beberapa rekannya.

Ikan Tapau merupakan hasil olahan laut terkenal di Kabupaten Bengkulu Selatan. Pesanan tak berhenti mulai dari Kota Bengkulu, kabupaten tetangga hingga Provinsi Sumsel dan Lampung. Ikan tapau merupakan ikan yang diasapi oleh-oleh khas daerah ini.

Baca juga: Menyesap Lezatnya Sate Gurita Khas Bengkulu

Mayoritas warga RT 1 Kelurahan Pasar Bawah, Kabupaten Bengkulu Selatan, mendapat berkah rezeki tambahan dari mengelola ikan asap. Umumnya pengerjaan dilakukan oleh kaum ibu, sementara kaum bapak bekerja melaut menjadi nelayan.

Siang itu, Sabtu (21/7/2018), Titi Sumarti dibantu tetangganya Naini, sibuk membelah dan memotong ikan laut jenis gebur dan pari.

Sebelum diasap ikan tersebut dicuci bersih, selanjutnya dipotong-potong seukuran kira-kira panjang 30 sentimeter dan tebal 15 sentimeter.

Baca juga: Unik, Masakan Ikan yang Hanya Dijual Tengah Malam

Satu ikan gebur berukuran besar bisa mendapatkan lima hingga enam potong. Per potong daging ikan asap dijual Rp 25.000 hingga Rp 35.000. Untuk kepala ikan harganya Rp 35.000. Ikan yang diasapi tidak harus gebur, bisa saja ikan pari, jenihin dan lainnya.

Ikan tapau khas Bengkulu yang sudah dimasak menggunakan santan, Sabtu (21/7/2018). Untuk Anda yang menjauhi kolesterol, tenang saja ikan asap ini dapat juga dimasak dengan cara tidak menggunakan santan.KOMPAS.com/FIRMANSYAH Ikan tapau khas Bengkulu yang sudah dimasak menggunakan santan, Sabtu (21/7/2018). Untuk Anda yang menjauhi kolesterol, tenang saja ikan asap ini dapat juga dimasak dengan cara tidak menggunakan santan.
"Tidak ada batas harus ikan tertentu diasapi, namun pembeli umumnya menyukai ikan gebur," kata Titi.

Ikan yang sudah dipotong selanjutnya dicuci hingga bersih. Setelah dicuci bersih, potongan ikan diletakkan di atas besi pengasapan. Jarak antara api dengan ikan sekitar 40 sentimeter. Bahan bakar yang digunakan adalah sabut kelapa dan kayu.

Pengasapan dilakukan selama 1 jam, setelah itu ikan asap siap dipasarkan. Rata-rata satu perajin ikan asap mampu menghasilkan 50 kilogram ikan per hari. Keuntungan yang didapat per bulan bisa mencapai jutaan rupiah.

"Sangat membantu ekonomi keluarga," ujar Titi.

Perajin ikan asap di kawasan ini sudah lama terkenal. Tidak saja masyarakat umum, pejabat daerah dan nasional kerap kali memesan ikan asap ini. Meski demikian daya tahan ikan asap tidak lama hanya mampu bertahan tiga hari.

"Harus cepat dimasak daya tahannya cuma tiga hari, jika tidak akan membusuk," kata Titi.

Para ibu-ibu perajin menyatakan kepedulian pemerintah atas usaha rumahan itu sudah ada misalnya dengan memberikan bantuan alat pengasapan. Sayangnya alat bantu tidak berguna maksimal karena hasilnya lebih baik menggunakan cara manual.

Dimasak Santan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com