Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akankah Pariwisata Jadi Penghasil Devisa Tertinggi Tahun Depan?

Kompas.com - 26/07/2018, 17:24 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyebutkan pada 2019 pariwisata bisa menjadi devisa nomor satu di Indonesia, dengan pendapatan mencapai 20 miliar dollar AS. Angka ini mengalahkan oil and gas juga (kelapa sawit).

"Kalau ini terjadi (pencapaian 20 juta wisman) penghasilan devisa pariwisata akan jadi nomer satu, melebihi CPO yang kini devisanya 16 miliar dollar AS," tutur Arief dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) II Pariwisata, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kamis (26/7/2018).

Hal tersebut terjadi berdasarkan perhitungan target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia tiap tahunnya. Pada tahun 2017, dari data Kemenpar, wisman yang masuk 17 juta orang dan pemasukan devisanya 17 miliar dollar AS. Dengan asumsi rata-rata pendapatan devisa dari satu wisman adalah 1.000 dolar AS.

"Kita ambil angka aman walaupun average spending per arrival 1.100 dolar Amerika, kita ambil angka amannya per wisman 1.000 dolar untuk devisanya," tutur Arief.

Namun untuk menjadi penyumbang devisa terbesar, pariwisata selaku sektor utama harus tumbuh sebesar 21 persen dari tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan sekarang pertumbuhan masih 12 persen.

Tahun 2018, target kunjungan wisman yang harus dicapai adalah 17 juta kunjungan. Sedangkan sampai saat ini pertumbuhan tiap bulannya baru 1,25 juta kunjungan. Jika dikalikan 12 bulan, hanya mencapai 15 juta kunjungan wisman. 

"Ya masih kurang tambahan dua juta kunjungan wisman lagi untuk target tahun ini kalau lihat perkembangan bulanannya," tambah Menpar.

Jika melihat perkembangan devisa yang lain, sektor migas cenderung fluktuatif sangat bergantung dengan harga minyak dunia. Dari data Kemenpar tahun 2017, sektor migas menempati urutan ke tiga dibawah pariwisata dan kelapa sawit.

"Kalau migas angin-anginan kadang tinggi kadang rendah, harganya saat ini sedang tinggi 80 dollar AS per barel," tuturnya.

Untuk meningkatkan pertumbuhan wisman hingga 2019, Kemenpar memiliki tiga program Marketing Khusus 2018, yaitu insentif airlines dan wholesalers, ViWI (Visit Wonderful Indonesia) dengan program hot deals-nya, dan CDM (Competing Destination Model) dengan target 2,5 juta wisatawan mancanegara.

“Target realistisnya, dari ketiga strategi tersebut dari Insentif airlines paling top menyumbang 700 wisman, ViWI Hotdeals 750 wisman, dan dari CDM 500 ribu wisman,” pungkas Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com