Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Destinasi Terkenal Dunia yang Batasi Pariwisata Massal

Kompas.com - 16/12/2018, 20:22 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi


JAKARTA,KOMPAS.com - Pariwisata massal tidak selalu memberi imbas positif. Pengelola di beberapa destinasi wisata terkenal dunia nyatanya kewalahan dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung.

Jumlah wisatawan semakin masif, sulit dikendalikan, dan berisiko merusak bangunan bersejarah, lingkungan, atau dasar tujuan wisata. Untuk itu lima destinasi wisata di dunia ini membatasi pariwisata massal dengan melakukan berbagai usaha, seperti berikut ini:

1. Taj mahal, India

Awal tahun 2018 pengelola Taj Mahal sudah membatasi jumlah pengunjung menjadi 40.000 orang per hari. Kini langkah selanjutnya diambil, yakni menaikkan tiket masuk wisatawan lokal Taj Mahal sampai 400 persen.

Dari 50 Rupee setara Rp 10.000 sampai kini 250 Rupee atau Rrp 50.000. Diharapkan kebijakan ini dapat mengurangi 15-20 persen jumlah pengunjung.

Kebijakan diambil mengingat bangunan Taj Mahal mengalami perubahan yang siginfikan karena banyaknya polusi.

Machu PicchuShutterstock Machu Picchu

2.  Machu Picchu, Peru

Pengelola Machu Picchu memberlakukan aturan pemesanan tiket masuk online lewat operator resmi, dan memberlakukan dua waktu kunjungan. Pertama pada pagi hari dari pukul 06.00-12.00m kemudian sore hari dari 12.00-17.30.

Jumlah maksimum tiap grup yang berkunjung ke Machu Picchu juga dibatasi hanya boleh 16 orang perhari. Diharapkan dengan peraturan ini dapat mengurangi kerusakan situs dan menjaga keselamatan turis, mengingat jalan menuju Machu Pichu sangat terbatas.

3. Angkor Wat, Kamboja

Berburu momen matahari terbit banyak menjadi tujuan wisatawan saat ke Angkor Wat. Sampai akhirnya jumlah wisatawan harus dibatas demi menjaga kondisi situs.

Hanya boleh 300 orang yang naik ke atas Candi Phnom Bakheng. Selain itu pengelola Angkor Wat rutin menaikkan harga tiket masuk setiap tahun.

Papan I amsterdam di depan Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda dicopot. Dok. Lonely Planet Papan I amsterdam di depan Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda dicopot.

4. Amsterdam, Belanda

Papan ikonik bertuliskan huruf "I amsterdam" di depan Rijksmuseum resmi dicopot awal Desember 2018. Papan yang telah berada sejak 14 tahun tersebut dianggap mengundang terlalu banyak orang ke lokasi yang sebenarnya sempit.

Selain itu penduduk Amsterdam juga mengganggap pariwisata massal tidak sesuai dengan semangat komunitas untuk solidaritas atas individualisme.

5. Raja Ampat, Indonesia

Jika ke Raja Ampat wisatawan akan dikenakan Tarif Layanan Pemeliharaan Lingkungan sebesar Rp 500.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 1 juta untuk wisatawan mancangera.

Tarif teresbut dimanfaatkan untuk kegiatan pengawasan, monitoring konservasi, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan Kabupaten Raja Ampat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com