Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oleh-oleh Khas Aceh Besar, Coba Beli Ubi Jalar dan Segala Olahan khas Saree

Kompas.com - 01/11/2019, 15:00 WIB
Masriadi ,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

ACEH BESAR, KOMPAS.com – Senyum Hamdani sumringah ketika melihat beberapa pengunjung menuju warung di Desa Saree, Kecamatan Lembah Selawah, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (25/10/2019). Hari itu, daerah pegunungan itu diselimuti kabut. Hujan baru saja turun.

Dia berdiri sigap. Langsung menyapa pengunjung. “Ubi ini baru saja tiba dari petani. Masih segar sekali,’ katanya berpromosi.

Hamdani mengatur ubi jalar berukuran kecil-kecil itu dengan rapi di depan warung miliknya.

Ubi jalar mentah punya beberapa warna. Ada yang ungu, ada pula yang berwarna putih. Namun, pilihlah dagingnya yang berwarna kuning keemasan. Masyarakat yakin, rasa ubi jalar lebih lemak dan gurih ketika dikonsumsi.

“Maka yang kulitnya ungu itu lebih banyak dibeli daripada yang putih. Tapi ini soal selera. Ada juga yang lebih suka dengan ubi jalar yang kulit putih,” kata Hamdani.

Keripik dari ubi jalar di Desa Saree, Kecamatan Lembah Selawah, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (25/10/2019). KOMPAS.com/MASRIADI Keripik dari ubi jalar di Desa Saree, Kecamatan Lembah Selawah, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (25/10/2019).

Dari ubi ini, aneka olahan pun muncul mulai dari keripik hingga tape. Ubi ini menjadi khas oleh-oleh Sare.

Untuk ubi jalar mentah dijual Rp 8.000 per kilogram. Tape seharga Rp 3.000 per bungkus. Sementara, keripik seharga Rp 25.000 per kilogram.

Di sudut warung itu dapur didirikan. Satu kuali besar dengan minyak goreng di atasnya masih terlihat panas. Kuali itu baru saja digunakan untuk menggoreng ubi jalar untuk keripik.

“Keripik dan ubi jalar mentah langsung di sini. Digoreng di sini. Hanya tape yang diolah di rumah,” kata Hamdan.

Menggoreng ubi jalar yang bisa disaksikan pembeli, sambung Hamdan, bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya pembeli. Pengunjung bisa melihat proses pembuatan keripik ubi jalar yang langsung dari tungku.

“Jika ingin beli yang baru siap matang juga bisa. Kami yakinkan pembeli ini digoreng dengan bagus, rapid an bersih,” bebernya.

Makan mentah

Pedagang ubi jalar di Desa Saree, Kecamatan Lembah Selawah, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (25/10/2019). KOMPAS.com/MASRIADI Pedagang ubi jalar di Desa Saree, Kecamatan Lembah Selawah, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (25/10/2019).

Muhammad Syukur, seorang pembeli dari Kabupaten Pidie, menyatakan ubi jalar bukan sebatas keripik dan tape. Namun, bagi keluarganya ubi jalar dijadikan cemilan untuk penganan di rumah.

“Sambil nonton televisi, saya menyiapkan penganan ubi jalar. Ini penganan lokal dan sehat,” katanya.

Bukan hanya itu, melainkan ubi itu juga bisa dimakan mentah. Rasanya lemak dan sedikit manis. Ubi akan terasa nikmat dikonsumsi setelah dikupas kulitnya.

“Saya malah sering makan mentah. Rasanya juga enak,” sebutnya tersenyum.

Sore semakin terasa. Di langit hujan mulai turun rintik-rintik. Hamdan terus menunggu pembeli yang ingin membeli ubi jalar sebagai oleh-oleh khas dataran tinggi itu. Ia ingin mempopulerkan ubi jalar ke seluruh pelosok negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com