Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merawat Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan di Malang yang Baru Ditemukan

Kompas.com - 29/08/2020, 13:17 WIB
Andi Hartik,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

MALANG, KOMPAS.com – Situs purbakala diduga peninggalan Kerajaan Kanjuruhan yang berkuasa pada abad ke-8 masehi ditemukan di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Situs berupa petirtaan atau air suci itu berada di ujung area persawahan sebelah barat Sungai Metro. Sumber air masih mengalir menggenangi petirtaan itu.

Di lokasi itu juga terdapat batu lumpang, batu yang terbuat dari batu andesit dan berfungsi sebagai penumbuk biji-bijian.

Sekitar 300 meter dari lokasi petirtaan itu juga ditemukan yoni, artefak purbakala yang menjadi lambing kesuburan. Yoni itu berada di tengah petak ladang yang dipenuhi berbagai macam tumbuhan.

Baca juga: Situs Purbakala di Tol Pandaan-Malang Dinilai Punya Potensi Arkeologis Tinggi

“Ini yoni mas. Setelah ditemukan patirtaan di bawah, kemudian ditemukan yoni di sini. Yang perlu dicari adalah lingganya. Sebab, biasanya satu paket dengan lingga,” kata Pegiat Sejarah Komunitas Kalimetro Ibnu Syamsu Hidayat, Minggu (23/8/2020).

Yoni yang ditemukan di Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Minggu (23/8/2020)KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Yoni yang ditemukan di Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Minggu (23/8/2020)

Ia melanjutkan, temuan petirtaan dan yoni itu masih berada dalam satu irisan dengan peninggalan sejarah Kerajaan Kanjuruhan lainnya seperti Candi Karangbesuki dan Candi Badut.

Tempat ditemukannya Prasasti Dinoyo pun menjadi bukti keberadaan Kerajaan Kanjuruhan dengan rajanya yang terkenal, yakni Raja Gajayana.

Lestarikan melalui kampung edukasi

Sebenarnya, situs purbakala itu sudah diketahui keberadaannya sejak tahun 2017. Namun belum ada penanganan yang memadai dari otoritas setempat.

Belum lama ini, warga di sekitar keberadaan temuan situs itu bermaksud untuk melestarikannya melalui Kampung Edukasi Joyo Amerta.

“Kami mau memberitahukan kepada publik bahwa Kampung Edukasi Joyo Amerta ini memiliki beberapa hal yang potensial sebagai kampung edukasi," kata seorang warga yang menjadi salah satu penggagas Kampung Edukasi Joyo Amerta Luthfi J Kurniawan.

Dari apsek sejarah, imbuh dia, terdapat banyak situs di era Kerajaan Kanjuruhan di daerah aliran Sungai Metro. Warga sendiri tidak begitu banyak mengerti, sehingga pihaknya meminta penjelasan kepada arkeolog dan sejarawan.

Sumber di petirtaan peninggalan Kerajaan Kanjuruhan di Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Minggu (23/8/2020).KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Sumber di petirtaan peninggalan Kerajaan Kanjuruhan di Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Minggu (23/8/2020).

Selain melestarikan situs purbakala itu, warga juga akan memanfaatkan potensi lain, seperti aliran Sungai Metro sebagai edukasi mikrohidro dan edukasi pertanian organik dengan memanfaatkan lahan sawah warga.

Akan dibangun pula fasilitas edukasi seni, budaya, dan edukasi pertanian organik karena areanya yang masih berupa persawahan.

“Nantinya juga akan ada persemaian bibit sayuran organik di pinggir sungai,” ujar Luthfi.

Selama ini, sawah warga di kawasan itu ditanami padi dengan tiga kali musim panen dalam setahun.

Baca juga: Situs Kerto, Keraton Kedua Mataram Islam yang Seakan Menghilang

“Rencana kami juga minta dukungan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dan Saintek UIN Malang untuk memberikan suatu perspektif kepada pengelola,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com