Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Lauterbrunnen di Swiss Akan Pungut Biaya Masuk Akibat Lonjakan Wisatawan

Kompas.com - 25/05/2024, 07:07 WIB
Zeta Zahid Yassa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber CNN Travel

KOMPAS.com - Suatu desa di Pegunungan Alpen, Swiss, yakni Lauterbrunnen, sedang mencari solusi untuk menangani lonjakan jumlah wisatawan yang mengganggu kehidupan sehari-hari penduduk setempat. 

Dengan populasi kurang dari 800 orang, desa ini mengalami masalah seperti kemacetan lalu lintas, sampah di jalanan, dan lonjakan harga sewa.

Untuk mengatasi masalah ini, otoritas lokal Lauterbrunnen telah membentuk kelompok kerja untuk mengevaluasi berbagai cara mengurangi dampak negatif dari lonjakan wisatawan.

Baca juga: Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Salah satu ide yang sedang dipertimbangkan adalah penerapan biaya masuk bagi para wisatawan yang datang dengan mobil. 

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Biaya ini diusulkan sebesar 5 hingga 10 franc Swiss (sekitar Rp 87.000 sampai Rp 175.000) dan akan dikenakan melalui aplikasi smartphone

Namun, ada pengecualian bagi para tamu yang telah memesan paket hotel atau tur, serta para wisatawan yang menggunakan transportasi umum.

Baca juga: Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

"Pengecualiannya adalah para tamu yang telah memesan penawaran seperti hotel, wisata, atau yang tiba dengan transportasi umum," ujar Walikota Lauterbrunnen, Karl Näpflin, menurut Swiss Info, mengutip dari CNN Travel, Jumat (24/05/2024)

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap masalah yang semakin meningkat akibat lonjakan jumlah wisatawan di Lauterbrunnen. 

Diharapkan kurangi jumlah wisatawan

Adanya biaya masuk diharapkan dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang memadati desa dan sekaligus mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Keputusan ini menuai pro dan kontra. Namun Venesia sendiri telah menjadi kota pertama di dunia yang menerapkan biaya masuk bagi wisatawan yang hanya berkunjung selama satu hari, mengutip dari Dailymail, Jumat (24/05/2024) 

Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengurangi jumlah pengunjung jangka pendek yang menyebabkan kemacetan pada waktu-waktu sibuk.

Meskipun kontroversial, para pendukung kebijakan ini berpendapat bahwa biaya masuk dapat membantu mengatasi masalah pariwisata yang berlebihan. 

Namun, masih ada pihak yang meragukan efektivitas dari biaya masuk ini dan merencanakan protes sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan tersebut.

Lauterbrunnen sendiri merupakan lembah yang memesona dengan berbagai atraksi alam, termasuk Air Terjun Staubbach yang memiliki ketinggian 270 meter, menjadikannya salah satu air terjun tertinggi di Eropa.

Baca juga: Biden Akan Hadiri KTT Perdamaian Perang Rusia-Ukraina di Swiss

Namun, lonjakan kunjungan wisatawan telah menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat setempat.

Industri perhotelan Swiss mencatat rekor jumlah kunjungan selama musim panas tahun lalu, mencapai 23,9 juta tamu yang menginap. 

Dengan lonjakan ini, penting bagi otoritas setempat untuk menemukan solusi yang dapat menjaga keseimbangan antara pariwisata dan kehidupan masyarakat lokal. 

Diharapkan langkah-langkah seperti penerapan biaya masuk ini dapat menjadi langkah awal menuju pariwisata yang lebih berkelanjutan di Lauterbrunnen dan destinasi wisata lainnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com