Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membujuk Turis Lewat Giwang Runi

Kompas.com - 02/07/2010, 18:22 WIB

PADA saat pelancong-pelancong mancanegara terus berdatangan ke Nusantara, turis asal Jepang justru menurun jumlahnya. Padahal, mereka adalah tipe turis-turis yang setia, berkunjung kembali ke tempat yang pernah mereka datangi sebelumnya. Apakah mereka sudah bosan dengan Bali atau justru menemukan ”kehampaan lain” di Pulau Dewata?

Lebih dari 90 persen turis Jepang memilih Bali selain wilayah lain di Tanah Air. Menurut perancang perhiasan Runi Palar, alasan utama mereka ke Bali adalah demi mengisi kekosongan hati. ”Orang Jepang ingin mencari keseimbangan. Mereka ingin memperoleh soul. Bali adalah tempat yang bisa memberikan suasana ketenangan itu,” katanya.

Namun, angka statistik pada awal tahun ini rupanya menampilkan fakta lain, yang tak sesuai harapan. Berdasarkan data dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, kunjungan wisatawan Jepang adalah satu-satunya yang menunjukkan tren negatif di antara 16 negara lain di kawasan Asia, Australia, Eropa, dan Amerika. Fakta itu cukup membuat gerah para pemangku kepentingan di negeri ini.

Kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia dalam empat bulan pertama tahun 2010 adalah 128.681 orang. Itu berarti terjadi penyusutan sekitar 13,54 persen atau selisih 20.144 orang ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pada kuartal pertama 2009, Indonesia dikunjungi 148.825 wisatawan Jepang.

Di Bali, misalnya, kunjungan wisatawan Jepang terasa penurunannya. Seperti halnya turis asal Asia lainnya, seperti China, Taiwan, atau Hongkong, keberadaan wisatawan Jepang relatif mudah dikenali. Mereka umumnya suka bepergian secara bergerombol, bahkan ketika memilih berjalan kaki menuju suatu tempat.

Ketika jumlah wisatawan Jepang naik, tempat-tempat pijat, relaksasi, dan spa di beberapa tempat di Bali menjamur dan selalu dipenuhi wisatawan. Namun, suasana sedikit muram terlihat di beberapa panti pijat dan spa di sepanjang Jalan By Pass Ngurah Rai ketika jumlah wisatawan asal Matahari Terbit itu menyusut jumlahnya. Bahkan, beberapa jasa spa memilih tutup dan berganti jadi tempat usaha lain.

Pameran di mal

Dalam kondisi seperti itulah sebuah pameran pariwisata dan perdagangan bertajuk ”Modern Bali & Asia Style 2010” digelar pada 7-15 Juni 2010. Pameran itu memilih dua kota, yakni Sagamihara dan Urawa. Kementerian Budpar didukung maskapai nasional Garuda Indonesia dan BNI menjadi sponsor utama. Dukungan Runi Palar lewat produk yang sudah mendapat hak paten di Jepang, Runa Jewellry, ”mempermudah” pameran itu berlangsung.

Runi, yang beberapa tahun belakangan ini sudah rajin berpameran di Jepang, lewat jalinan kerja samanya yang erat dengan pusat perbelanjaan (mal) Isetan Department Store diberi kesempatan mengajak para pemangku kepentingan di Kementerian Budpar dan dua perusahaan pendukung itu berpameran di Isetan Sagamihara dan Urawa.

Jadilah sebuah los cukup besar di Isetan Sagamihara digunakan berpameran. Tempat yang berbeda tersaji di Isetan Urawa, di mana panitia setempat menyediakan ruang-ruang kosong di lima lantai mal itu untuk berpameran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com