Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memburu Lemea, Makanan Khas Suku Rejang

Kompas.com - 07/09/2013, 12:26 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Bambu, jika teringat akan pohon satu ini tentu tak terbayangkan sedikit saja jika dapat dijadikan salah satu sumber makanan yang banyak digemari baik dalam maupun luar negeri.

Di Sumatera pohon bambu muda bisa dijadikan sebagai menu utama atau juga tambahan pada saat menyantap nasi tapi sebelumnya bambu muda tersebut telah diolah terlebih dahulu sedemikian rupa, ada bermacam-macam jenis, seperti rebung dan lemea.

Lemea merupakan makanan khas dari Suku Rejang. Suku Rejang merupakan suku tertua di Pulau Sumatera selain suku bangsa Melayu, suku ini menempati daerah Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara dan sebagian menyebar ke wilayah Sumatera Selatan.

Lemea makanan khas Rejang yang berasal dari bambu muda yang dicincang dan dicampur ikan air tawar seperti ikan mujair, sepat, maupun ikan-ikan kecil yang hidup di air tawar.

Setelah cincangan rebung yang dicampur dengan ikan tersebut diaduk-aduk, maka adonan tersebut disimpan ke dalam wadah yang dilapisi dengan daun pisang dan ditutup rapat. Proses pengeraman ini bisanya minimal membutuhkan waktu tiga hari. Setelah itu, baru adonan tadi dapat dijadikan gulai sebagai lauk yang dimakan dengan nasi.

Sebelum pengeraman lemea itu sendiri dimasak dengan cara yang tidak berbeda dengan tempoyak, lemea beraroma agak tidak sedap baunya ini merupakan efek dari pembusukan dari ikan yang dicampur dengan rebung.

Meskipun baunya yang tidak sedap, tapi banyak yang menyukainya. Keunikan dari aroma dan cita rasa yang dihasilkan lemea, menjadikan makanan ini bukan sekadar disukai suku bangsa Rejang.

Lemea lebih nikmat bila dimasak dengan campuran santan dan ditambahkan dengan ikan air tawar maupun ikan laut. Pada umumnya, lemea dimasak dengan ditambah ikan mas, tongkol, maupun ikan yang biasa dikonsumsi manusia pada umumnya.

Citarasa lemea berupa asam dan pedas unik dan gurih ketika dimakan. Makanan ini juga akan ditambah nikmat bila ditambahi dengan lalapan khas Bengkulu misalnya jengkol, petai dan kabau.

Bunaya, salah seorang warga Kabupaten Lebong menyebutkan ciri khas makanan ini semakin disimpan di tempat yang kedap udara maka akan semakin nikmat pula aroma yang didapat. Meskipun aroma lemea terasa asing bagi yang baru pertama kali mencium atau pun mencicipi makanan ini dapat membuat ketagihan.

"Saya meskipun telah bertahun-tahun tinggal di Jakarta selalu saja merindukan makanan ini untuk dijadikan menu tambahan untuk lauk makan nasi dicampur dengan ikan," kata Yudi Satria salah seorang perantau asal Rejang.

Lemea sebenarnya bila digarap dengan baik ini bisa menjadi komoditi produk ekspor seperti ke negara Jepang sebagai makanan pengganti untuk ikan mentah.

Untuk menemui makanan khas dari Suku Rejang ini Anda dapat mendatangi Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Dua kabupaten ini memiliki keindahan alam yang luar biasa. Jadi menarik untuk wisata alam sekaligus wisata kuliner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com