Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau-pulau Buatan untuk Tujuan Wisata

Kompas.com - 28/01/2014, 16:13 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Manajemen Artha Graha Network yang memimpin rencana reklamasi Teluk Benoa di Bali memastikan proyek itu bertujuan membangun obyek wisata baru untuk membangkitkan pariwisata setempat. Reklamasi dengan membuat pulau-pulau buatan di dalam teluk sekitar Pulau Pudut bernilai 3 miliar dollar AS.

Ini dikatakan Wisnu Tjandra, salah satu direksi Artha Graha Network, Senin (27/1/2014), saat bertandang ke kantor Kompas. Ia menjanjikan, destinasi wisata itu tak mengganggu aktivitas nelayan dan memastikan 50 persen dari total area seluas 700 hektar itu sebagai kawasan pepohonan (hijau) dan aliran air (biru).

Konsep pembangunan destinasi wisata dikerjakan Surbana, perusahaan konsultan perancang Sentosa Island di Singapura. Terkait analisis oseanografi dan analisis mengenai dampak lingkungan, menurut Wisnu, proyek ini masih pada tahap awal.

”Konsep revitalisasi Kawasan Teluk Benoa berbentuk pulau-pulau yang memperhatikan alur laut alami dan menjaga jarak cukup antara pulau dan tanaman mangrove,” tuturnya.

Jarak antarpulau ataupun mangrove adalah 80 hingga 300 meter. Kedalaman air dikembalikan menjadi 3-5 meter saat air laut surut. Harapannya, pulau-pulau itu bisa dilewati kapal nelayan dan dimanfaatkan sebagai lokasi olahraga air.

Revitalisasi kedalaman air laut, kata Wisnu, penting karena kawasan setempat terancam pendangkalan. Karena itu, pulau-pulau dibangun mengikuti analisis dinamika air setempat.

Wisnu mengatakan, revitalisasi Teluk Benoa bisa melestarikan kawasan mangrove Taman Hutan Rakyat Ngurah Rai yang terancam sampah dan perambah. Selain itu, Pulau Pudut yang mengalami abrasi parah akan direklamasi. Teluk Benoa juga akan menjadi destinasi wisata baru yang diharapkan meningkatkan kunjungan wisata dan menyerap tenaga kerja.

KOMPAS/AYU SULISTYOWATI Seorang warga tengah memandang Pulau Pudut, Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (16/7/2013). Pulau tersebut terancam hilang akibat pengerukan dan abrasi jika tidak direklamasi kembali. Selain dimanfaatkan sebagai obyek wisata oleh masyarakat adat, pulau tersebut juga digunakan sebagai kawasan konservasi penyu.
Secara terpisah, Khalisah Khalid, Kepala Departemen Jaringan dan Pengembangan Sumber Daya Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, mengatakan, sejak akhir Desember 2010, Gubernur Bali menerbitkan kebijakan moratorium akomodasi pariwisata di Bali Selatan. Ini didasarkan penelitian Kementerian Pariwisata dan Budaya pada 2010 yang menyatakan kawasan setempat mengalami kelebihan hotel. Pembangunan kawasan terpadu Teluk Benoa dinilai sebagai inkonsistensi kebijakan gubernur.

Terkait hal ini, Wisnu mengatakan, pihaknya tidak membangun hotel, hanya sejumlah obyek wisata baru.

Namun, di dalam masterplan reklamasi Teluk Benoa yang disusun Surbana, beberapa bagian pulau diperuntukkan bagi pembangunan hotel resor dan vila.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Conservation International Indonesia Ketut Sarjana mengatakan, analisis modeling menunjukkan, reklamasi 80 persen Teluk Benoa akan menciptakan masalah baru. Rob dan banjir bisa menggenangi permukiman atau sarana wisata sekitar hingga Bandara Ngurah Rai karena Benoa sebagai tempat mengalir 4 daerah aliran sungai kehilangan fungsi penampung air. (ICH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

Travel Update
Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Travel Update
5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

Jalan Jalan
Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com