Sejumlah pelaku pariwisata mengemukakan hal itu di sela-sela acara Travel Rave, promosi pariwisata Asia, di Singapura, Kamis (30/10/2014). Wartawan Kompas, M Clara Wresti, hadir dalam acara tersebut.
”Indonesia saat ini punya presiden baru. Saya lihat beliau fokus pada pariwisata. Akan tetapi, memang banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan seperti infrastruktur. Kita lihat, bandar udara banyak sekali yang masih harus ditingkatkan kapasitasnya,” kata President & CEO World Travel Tourism Council David Scowsill.
Menurut Scowsill, sudah waktunya pemerintah berinvestasi pada infrastruktur untuk menghadapi pertumbuhan 10-15 tahun mendatang. Infrastruktur ini bukan hanya untuk pengembangan pariwisata domestik, melainkan juga untuk mengundang sebanyak mungkin turis asing.
”Indonesia memiliki banyak sekali destinasi wisata yang sangat potensial. Jadi, yang kurang bukan destinasinya, melainkan kemasannya," ujar Scowsill.
”Ini sebuah perjalanan baru yang sangat panjang. Tentu akan membutuhkan waktu. Namun, akan banyak perubahan terjadi sehingga pariwisata akan lebih baik,” ujar Tan.
Bisa fokus
Presiden Direktur Panorama Group Budijanto Tirtawisata sebagai pelaku industri wisata Tanah Air juga menyambut baik pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
”Untuk pertama kali, Kementerian Pariwisata tidak ditempel dengan bidang lain. Semoga kementerian sekarang bisa fokus pada pariwisata saja,” kata Budi.
Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Badan Pusat Statistik per akhir tahun 2013 menunjukkan, total wisatawan asing ke Indonesia sebanyak 8,8 juta orang. Sekitar 56,5 persen atau 4,9 juta orang datang untuk berlibur.
Sekitar 73,04 persen wisatawan asing datang ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara. Adapun lama tinggal rata-rata 7,65 hari per kunjungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.